KBR68H, Jakarta - Pengamat Pendidikan Darmaningtyas menilai ospek atau perploncoan sudah seharusnya dihentikan. Kalaupun dilakukan maka kampus harus menjamin tidak akan disalahgunakan oleh mahasiswa senior.
Namun menurut Darmaningtyas, sesungguhnya yang diperlukan adalah orientasi studi. Orientasi studi menjelaskan apa saja yang dipelajari selama kuliah, bagaimana sistem perkuliahan dan apa saja yang berbeda dari sistem belajar di SMU.
“Saya kira yang harus bertanggung jawab itu masing-masing kampus. Kemendikbud mestinya hanya membuat rambu-rambu, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tapi yang justru melanggar mahasiwa. Mahasiswa yang bodoh yang tidak belajar dari pengalaman. Kekerasan itu bisa berujung pada kematian. Mahasiswa yang cerdaskan tak akan melakukan ha-hal yang berdampak pada kematian," jelas Darmaningtyas.
Sebelumnya, Fikri Dolasmantya Surya mahasiswa baru di Institut Teknologi Nasional, ITN Malang Jawa Timur meninggal setelah mengikuti kegiatan ospek. Diduga Fikri meninggal akibat dianiaya oleh seniornya. Peserta ospek juga menyatakan kakak mahasiswa mereka melakukan tindak kekerasan seperti menginjak dan menyiram muka dengan air bawang.
Editor: Antonius Eko