KBR68H, Jakarta – Serikat Petani Indonesia (SPI) menilai kesepakatan Paket Bali pada pertemuan Organisasi Dagang Dunia WTO di Bali pada hari ini tidak berdampak pada kondisi pertanian dan nasib petani di Indonesia.
Ketua SPI, Henry Saragih mengatakan kesepakatan Paket Bali hanya menguntungkan negara-negara Industri seperti India, Australia dan Amerika. Sementara Indonesia tidak memiliki hasil ekspor yang bisa bersaing di pasar dengan negara-negara industri tersebut.
“Pertanian apa yang bisa diperluas pemasarannya ? toh kita semuanya di luar dari Kelapa Sawit, Cokelat, karet dan hasil tambang. Kita tidak ada yang untung di sini. Tapi korporasi-korporasi kelapa sawit. Itu pun korporasi Kelapa Sawit bukan kita yang punya,” ujar Henry Saragih saat dihubungi KBR68H.
Sebelumnya, Pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) akhirnya secara resmi ditutup, setelah sebelumnya sempat tertunda hampir 24 jam. Penutupan dilakukan setelah seluruh negara anggota menyetujui Paket Bali sebagai hasil dari pertemuan tingkat menteri ke-9 tersebut.
Ketua Konferensi WTO Gita Wirjawan menyampaikan Paket Bali tercapai setelah India dan Amerika menemukan kesepakatan terkait jangka waktu pemberlakuan subsidi pertanian. Selain itu tuntutan negara berkembang seperti Kuba, Nicaragua, Venesuela dan Bolivia tentang paket pertanian pada akhirnya disetujui oleh negara maju.
Editor: Doddy Rosadi
Paket Bali Hanya Menguntungkan Negara Industri
KBR68H, Jakarta

NASIONAL
Sabtu, 07 Des 2013 20:18 WIB


paket bali, WTO, Serikat Petani
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai