Bagikan:

BI Minta Bank Mutiara Prioritaskan Penanganan Debitur Bermasalah

Bank Indonesia (BI) meminta Bank Mutiara segera membereskan debitur nakal yang menyebabkan tingginya kredit macet. Gubernur BI, Agus DW Martowardojo mengatakan, hal itu dilakukan agar Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tak sulit menyuntikan modal ke bank ter

NASIONAL

Selasa, 31 Des 2013 19:08 WIB

Author

Ade Irmansyah

BI Minta Bank Mutiara Prioritaskan Penanganan Debitur Bermasalah

bank mutiara, BI

KBR68H, Jakarta - Bank Indonesia (BI) meminta Bank Mutiara segera membereskan debitur nakal yang menyebabkan tingginya kredit macet. Gubernur BI, Agus DW Martowardojo mengatakan, hal itu dilakukan agar Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tak sulit menyuntikan modal ke bank tersebut. Kata dia, tujuannya untuk menyehatkan permodalan bekas Bank Century tersebut.


“Yang saya pesankan kepada managemen Bank Muntiara maupun pemegang sahamnya adalah untuk terus melakukan pengelolaan bank secara profesional menjunjung azas ke hati-hatian. Debitur-debitur yang bermasalah yang kelihatannya sebagian besar itu adalah debitur yang lama yang dulu bermasalah kemudian disehatkan, dan kemudian setelah beberapa tahun sehat kemudian kembali bermasalah. Ini harus dijadikan prioritas untuk ditangani,” ujarnya kepada wartawan di Gedung BI, Selasa (31/12). 


Agus DW Martowardojo juga meminta Bank Mutiara melaporkan kondisi keuangan terutama NPL-nya secara transparan. Dia menambahkan, Bank Mutiara harus secara intensif menarik dana pinjaman terhadap para debitur nakal tersebut. 


Sebelumnya, KPK menyorot kebijakan LPS untuk menyuntikkan dana Rp 1,2 triliun ke Bank Mutiara. Rencana penyuntikkan modal tersebut dilakukan di saat masa menggaransi pengelolaan Bank Mutiara sudah habis. Dikhawatirkan, harga jual bank tersebut tidak cukup untuk mengembalikan uang negara.


Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending