KBR68H, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai skema kenaikan tarif dasar listrik atau TDL merupakan bentuk penipuan kepada konsumen. Anggota Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, banyak orang yang kecewa setelah mengikuti program peningkatan daya konsumen dari 900 Volt Amper ke 1300 Volt Amper. Masyarakat semakin dikecewakan karena setelah menaikkan daya listrik, mereka harus mengalami kenaikan tarif dasar listrik 15 persen pada tahun depan.
"Kalau subsidi saya sepakat. Berarti YLKI setuju kenaikan TDL? Sudah diputuskan kok, setuju atau tidak setuju tidak berguna. Sebenarnya yang kami dorong adalah skema kenaikannya, bukan setuju tidak setuju. Skema kenaikannya itu yang sangat tidak edukatif karena eksploitatif untuk golongan 1300 ke atas saja yang kemarin-kemarin ramai-ramai didorong oleh PLN agar masyarakat pindah dari 900 ke 1300, tetapi setelah dipindah dinaikkan dua kali oleh pemerintah"kata Tulus.
Pemerintah dan DPR sepakat menaikkan tarif dasar listrik sebesar 15 persen pada tahun depan. Tarif naik secara bertahap tiap tiga bulan. Pemerintah mengklaim, naiknya tarif listrik bisa menghemat subsidi listrik hingga Rp 14 triliun.
Jumlah subsidi energi tahun ini sebesar Rp309,8 triliun. Jumlah itu dibagi untuk subsidi BBM senilai Rp216,8 triliun dan subsidi listrik Rp93 triliun. Kementerian ESDM memperkirakan subsidi energi di 2013 senilai Rp272,4 triliun terdiri dari subsidi BBM Rp193,8 triliun dan subsidi listrik senilai Rp78,6 triliun.
YLKI: Skema Kenaikan TDL Menipu Konsumen
KBR68H, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai skema kenaikan tarif dasar listrik atau TDL merupakan bentuk penipuan kepada konsumen.

NASIONAL
Minggu, 30 Des 2012 14:51 WIB

TDL, YLKI
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai