KBR, Jakarta - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan ingin memaksimalkan program tombol panik atau "panic button". Program ini diharapkan bisa membantu masyarakat mendapatkan pertolongan lebih cepat.
Veronica menjelaskan, Kementerian PPPA sebenarnya sejak tahun lalu sudah memiliki program "Sapa 129". Layanan call center ini menerima aduan terkait masalah perempuan dan anak.
"Nah (Sapa) 129 ini sudah kita cross-check sudah ada mulai dari tahun lalu ya, cuma karena terputus, karena teknologinya yang belum kita upgrade sehingga itu terputus sampai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Jadi sistem pelaporan itu sampai ke kita, akhirnya kita belum bersinergi, hanya manually, kita merespons dan terus sampai kepada kota untuk meresponi apa yang terjadi. Dan menurut kami, kita sadar itu terlambat," kata Veronica saat Rakornas Pengawasan Hak dan Perlindungan Khusus Anak di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2024). .
Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan menambahkan, perlu ada peningkatan pada program "Sapa 129" untuk dikembangkan menjadi sarana "tombol panik".
Veronica menjelaskan, "panic button" bertujuan agar masyarakat lebih mudah membuat pengaduan ketika merasa tidak aman. Sekaligus, "tombol panik" itu juga akan membuat Polisi dan Pemda bergerak lebih cepat memberi bantuan kepada warga yang membutuhkan pertolongan.
Baca juga:
Pembentukan Direktorat Perempuan dan Anak, Polri Diharapkan Cepat dan Adil