KBR, Jakarta– Stigma dan diskriminasi menjadi pemicu utama orang dengan HIV (ODHIV) putus minum obat. Fakta ini disampaikan Tri Sujatmiko dari Focal Point Jaringan Indonesia Positif (JIP) saat gelar wicara Ruang Publik KBR tentang Dukungan Kesehatan Mental bagi ODHIV, Kamis, 07 November 2024.
JIP adalah jaringan yang mengadvokasi Orang dengan HIV di Indonesia. Visi jaringan ini ialah terwujudnya orang dengan HIV yang sehat, setara, dan berkualitas.
“Dari beberapa sampel itu terlihat jelas bahwa banyaknya ODHIV-ODHIV itu mendapatkan stigma dan diskriminasi baik itu secara internal maupun eksternal. Dari situlah kami mengambil kesimpulan bahwa stigma dan diskriminasi ini salah satu yang menjadi pemicu tertinggi orang putus minum obat,” ungkap Tri Sujatmiko dikutip dari kanal YouTube Berita KBR.
Tri Sujatmiko juga mengenalkan Stigma 2.0 yang merupakan sebuah survei yang dilakukan pada 2023. Survei ini digelar untuk mengukur tingkat stigma dan diskriminasi yang dialami orang yang hidup dengan HIV. Dalam survei ditemukan, 4 dari 10 ODHIV pernah mengalami dampak dari stigma dan diskriminasi dari orang lain.
Sebelumnya, Kemenkes mencatat, jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai 515 ribu dalam kurun Januari-September 2023. Menurut data, sudah ada 88% atau 454 ribu kasus yang sudah dikonfirmasi. Di sisi lain, angka ini terpaut jauh dari angka ODHIV yang sudah mendapatkan pengobatan, yakni hanya 40% dari total kasus.
Baca juga: