KBR, Jakarta- Sebagian pakar mendorong Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Tim Pengembangan Persusuan Nasional untuk mengatasi permasalahan susu sapi lokal dalam jangka panjang. Usulan tersebut disampaikan Dewan Pakar Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Rochadi Tawaf dalam diskusi di Ruang Publik KBR, Rabu, 13 November 2024.
Gagasan ini merespons aksi pembuangan susu segar oleh sejumlah peternak sapi perah rakyat di beberapa daerah, lantaran tidak diserap industri pengolahan susu (IPS).
"Untuk yang sekarang ini, untuk kecepatan seperti ini, bentuk tim persusuan untuk menangani persoalan persoalannya, dan tim persusuan ini harus dibekali oleh legitimasi dari masing-masing kementerian. Dikomandani oleh, bisa oleh koperasi, bisa oleh Kementerian Pertanian. Karena koperasi itu 90 persen lebih produk susu itu ditangani oleh koperasi. Kemudian industri di bawah Kementerian Perindustrian, dan petani di bawah Kementerian Pertanian, yang harus duduk bersama menyelesaikan itu," ujar Rochadi.
Jangka Pendek
Dewan PPSKI, Rochadi Tawaf menilai reaksi pemerintah yang meminta industri pengolahan susu menyerap 100 persen produk susu lokal hanya solusi jangka pendek. Padahal, masalahnya tidak sesederhana itu.
Kata Rochadi, nantinya, Tim Pengembangan Persusuan Nasional akan mengatur dan menjembatani dengan asosiasi-asosiasi di sektor persusuan. Jika terjadi masalah di sektor ini, tim tersebut dapat berembuk untuk mencari solusi terbaik.
Solusi lain yang harus dilakukan pemerintah ialah memberikan subsidi bantuan tertentu, semisal dalam bentuk bunga kredit, sehingga biaya produksi dalam negeri bisa turun.
Buang Susu
Sebelumnya, sejumlah peternak di Pasuruan dan Boyolali, Jawa Tengah, melakukan aksi protes dengan menyiramkan susu segar ke tubuh mereka, Minggu, (10/11/2024). Hal itu terpaksa mereka lakukan, karena hasil produksi peternak ditolak pabrik pengolahan dengan alasan kuota dipangkas. Padahal, kebutuhan susu nasional sangat tinggi dibandingkan jumlah produksinya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan, produksi susu segar di Indonesia hanya 830 ribuan ton. Sedangkan kebutuhan nasional mencapai 4,4 juta ton. Artinya, produksi lokal hanya mampu memenuhi 20 persenan, selebihnya, yakni 80 persen diisi dengan impor.
Baca juga: