Bagikan:

Saran Pakar untuk Mencegah Bansos Kerap Salah Sasaran

Pemerintah tidak bisa terus mengandalkan bansos untuk mengatasi angka kemiskinan.

NASIONAL

Kamis, 14 Nov 2024 14:28 WIB

Author

Shafira Aurel

Saran Pakar untuk Mencegah Bansos Kerap Salah Sasaran

Warga mengantre bansos cadangan beras Pemerintah Bogor, Jawa Barat, 12 Maret 2024. ANTARA/Arif Firmansyah

KBR, Jakarta- Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Rissalwan Habdy Lubis mendorong pemerintah memperketat pengawasan distribusi bantuan sosial atau bansos kepada masyarakat.

Sebab menurutnya, perbaikan data penerima tidak cukup efektif mencegah maraknya masalah bansos yang tidak tepat sasaran dan kebocoran anggaran.

Selain itu, Rissalwan juga menilai penyaluran bansos kerap disalahgunakan sejumlah pihak untuk memuluskan kepentingan pribadi.

"Saya kira memang yang harus diperbaiki adalah data tadi harus tersedia dan update setiap saat. Jangan sampai orangnya sudah meninggal, tetapi dia masih tetap mendapatkan bantuan, nah itu masih ada itu," ujar Rissalwan kepada KBR, Rabu, (13/11/2024).

"Kemudian yang terakhir adalah bagaimana mekanisme distribusi bansos itu betul-betul memang bebas dari unsur kepentingan yang melekat pada kelompok kepentingan atau kelompok politik tertentu. Dan yang kedua dia betul-betul harus tepat sasaran, tidak ada potongan," imbuh Rissalwan. 

Sementara itu menurut pengamat sosial dan politik, Musni Umar, pemerintah tidak bisa terus mengandalkan bansos untuk mengatasi angka kemiskinan di dalam negeri.

Ia khawatir nantinya masyarakat semakin ketergantungan, hilang harga diri, serta tidak semangat untuk mencari nafkah.

Satu Data Bansos

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto berencana menyusun daftar penerima bantuan sosial (bansos) baru. Nantinya daftar itu berbentuk data tunggal. Itu disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR. 

Kata dia, penanggung jawab data baru itu akan diberikan kepada Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Nanti kalau namanya ganti, tentu kita ganti. Kalau yang sekarang itu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)," imbuhnya, Selasa (12/11).

Gus Ipul optimistis, data tunggal penerima bansos merupakan solusi untuk mengurangi penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran.

Baca juga:

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending