KBR, Jakarta- Menteri Koordinator bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menyebut potensi terjadinya kondisi shortage atau kekurangan hasil panen padi yang bakal terjadi Januari dan Februari 2025. Karena itu, ia meminta masukan berbagai pihak terkait dan kepala daerah mengenai antisipasi dampak tersebut.
"Kalau normal aja memang kita shortage 500 ribu ton shortage. Kurang. Karena produksinya 30,5 juta tapi kita pakai 31 juta ton. Tetapi, jangan salah, stok beras kita 2 juta lebih. Aman," kata dia kepada wartawan di SICC, Kamis, (07/11/24).
Meski begitu, Zulhas khawatir jika terjadi kekurangan produksi, sementara konsumsi tinggi, maka akan menimbulkan kenaikan harga di pasaran. Hal tersebut juga bakal berpengaruh ke inflasi. Selain itu membuat daya beli turun. Namun, ia memastikan hasil panen padi bakal surplus di 3 bulan berikutnya, yakni Maret, Mei, dan Juni.
"Kan ada tawaran bantuan langsung subsidi energi, kalau dulu ada bantuan pangan, ada bansos di musim-musim yang shortage Januari-Februari. Tetapi, nanti Maret, Mei, Juni kita surplusnya banyak," tambahya.
Target Swasembada Pangan
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia mampu swasembada pangan selama ia menjabat.
Target itu ia sampaikan dalam pidato perdananya usai dilantik menjadi presiden. Prabowo mengeklaim, ia dan sejumlah ahli sudah mempelajari beberapa cara untuk mencapai target tersebut.
"Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Saya yakin, paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan, kita siap menjadi lumbung pangan dunia," ujar Prabowo, Minggu, (20/10/2024).
Tantangan
Anggota DPR dari Fraksi PDIP Lasarus menilai, Prabowo akan menghadapi tantangan besar untuk mewujudkan swasembada pangan.
"Saya memantau, ya, kita masih lemah di soal swasembada pangan. Ini harus
diperbaiki ke depan. Infrastruktur semua sudah disiapkan oleh Pak Jokowi. Ini tinggal pemantapan saja terkait dengan kita bisa swasembada pangan," ujar Lasarus di Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu, (20/10/2024).
Prabowo bukan presiden pertama yang menjanjikan swasembada pangan, Jokowi beberapa kali pernah menargetkan hal sama, namun gagal. Menurut Lasarus, indikator kegagalan itu dibuktikan dengan besarnya kuota impor beras di rezim Jokowi.
"Tidak lagi, beras misalnya, kita sudah punya lahan yang begitu banyak, tanah yang begitu subur, masa masih impor tiap tahun," katanya.
Baca juga: