KBR, Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengakui akhir tahun 2023 ini mengalami defisit produksi beras.
Menurutnya, setiap akhir tahun memang produksi beras di bawah 2,6 juta ton yang merupakan besaran kebutuhan beras masyarakat per bulannya.
Maka dari itu, kata Arief Prasetyo, guna mengendalikan harga beras di pasaran yang kini masih tinggi, pihaknya mau tak mau mesti melakukan impor untuk memperkuat cadangan beras pemerintah. Terlebih importasi dilakukan agar harga beras jelang Natal dan Tahun Baru tidak makin tinggi harganya.
"Ya kalau hari ini backup-nya dari impor. Udah enggak ada cara lain. Jadi importasi itu yang didistribusikan, bongkar terus distribusi. Sambil kita paralel dorong untuk tanam. Enggak ada acara lain atau diversifikasi pangan seperti makan jagung atau sagu (pengganti nasi),” kata Arief kepada KBR, Kamis (30/11/2023).
Menurutnya, importasi yang saat ini dilakukan masih terukur. Hal itu ditandai dengan terkendalinya harga beras meski masih mahal dan juga harga di tingkat petani tidak jatuh.
"Harga tinggi, tapi datar. Kalau enggak ada bantuan pangan, SPHP ya bisa lebih tinggi lagi. Semua upaya kita lakukan sambil paralel kita dorong menteri pertanian meningkatkan produksi. Sederhananya harga naik karena produksi turun,” ucap Arief.
Baca juga:
- Nataru 2023, Bapanas Pastikan Stok Beras Aman
- Mentan: Indonesia Berpeluang Impor 5 Juta Ton Beras di 2024
Menurut dia, produksi turun lantaran fenomena iklim El Nino yang membuat petani kesulitan air untuk menanam padi. Produksi di bawah 2,6 juta ton diprediksi berlangsung hingga Februari 2024. Kata dia setidaknya dibutuhkan 1 juta hektare tanam padi untuk mencegah kenaikan harga beras terus terjadi.
“Kenaikan harga bisa terus terjadi sampai kemampuan tanam padi bisa mencapai 1 juta hektare. Ini harus di dorong, karena (kemampuan) di bawah 1 juta hektare. Penyebabnya karena climate change ini, ada El Nino kemarin. Nanam kalau enggak ada air juga enggak bisa kan? Maka kita berdoa agar di awal atau pertengahan Desember air sudah mulai ada sehingga petani bisa menanam, kecuali daerah pertanian yang di-support oleh saluran irigasi teknis dan waduk-waduk,” ujarnya.
Arief memastikan stok ketersediaan beras jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 aman.
"Stok hari ini 1,2 juta ton di Bulog. Kemudian yang akan datang ada tambahan 1 juta ton lagi akan masuk segera sampai awal Januari,” tambah Arief.
Editor: Agus Luqman