Bagikan:

Pandemi, Takut Dikucilkan Salah Satu Sebab Warga Enggan Ikut Tes Covid

"Mungkin tidak hanya takut sakitnya ya, tapi juga takut dikucilkan dari orang lain. Ada banyak faktor yang menyebabkan ketakutan itu."

NASIONAL | RAGAM

Kamis, 12 Nov 2020 13:09 WIB

Pandemi, Takut Dikucilkan Salah Satu Sebab Warga Enggan Ikut Tes Covid

Petugas tim gugus tugas penanganan COVID-19 melakukan tes usap terhadap anggota polisi di Mapolres Temanggung, Jateng, Selasa (10/11).(Antara/Anis Efizudin)

KBR, Jakarta-  Hingga saat ini masih ditemukan orang yang tak mau menjalani tes Covid-19 lantaran takut. Penasihat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi untuk peningkatan testing dan tracing, Monica Nirmala mengatakan, temuan di lapangan, masih ada orang yang khawatir untuk dites karena takut bertemu dengan tenaga kesehatan.

"Jadi betul bahwa ada ketakutan di sana. Dan mungkin tidak hanya takut sakitnya ya, tapi juga takut dikucilkan dari orang lain. Ada banyak faktor yang menyebabkan ketakutan itu. Oleh karena itu, memang kita perlu tangani itu satu-satu. Kalau misal kekhawatirannya tentang kondisi kesehatannya, justru kita harus berpikir bahwa kalau ini tidak segera dideteksi secara dini, nanti malah terlanjur parah, takutnya terlambat lebih kasihan lagi orang tua kita, anak, cucu kita, dan lainnya," kata Monica dalam diskusi daring Forum Merdeka 9, Kamis (12/11/2020).

Penasihat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi untuk peningkatan testing dan tracing, Monica Nirmala, mengatakan, masalah ketakutan dites ini perlu segera ditangani. Ia mengajak semua lapisan masyarakat untuk saling mengedukasi mengenai pentingnya tes, pelacakan, dan isolasi.

Sementara itu, riset dari lembaga IPSOS Indonesia menemukan bahwa 29 persen  masyarakat tidak tahu dan tidak peduli mengenai tes, pelacakan, dan isolasi. Padahal setelah 9 bulan pandemi berjalan, seharusnya tingkat kepedulian masyarakat berada di angka 90 persen. Itu berbeda dengan temuan mengenai kepedulian masyarakat akan 3M: memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, yang mencapai angka 99 persen.

Managing Director IPSOS Indonesia Soeprapto Tan menilai, pemerintah kurang masif dalam mengampanyekan 3T yakni testing, tracing, dan treatment. Selain itu, hingga saat ini masih ada orang yang takut dikucilkan ketika ketahuan positif Covid-19 saat dites. Sehingga memunculkan stigma negatif.



Editor: Rony Sitanggang


(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.)

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending