KBR, Jakarta- Pemerintah tengah menyiapkan pemeriksaan rapid test antigen di sejumlah daerah untuk pelacakan kasus. Selama ini untuk pelacakan, pemerintah lebih memilih menggunakan tes cepat antibodi. Padahal dari segi keakuratan, tes cepat antigen dinilai lebih efektif.
Staf Ahli Menteri Kesehatan, Alexander Ginting mengatakan, tes cepat antigen itu disiapkan untuk daerah-daerah yang disinyalir masih banyak penularan.
"Ini yang sedang dikerjakan sekarang di 10 provinsi. Dan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota, dicari daerah-daerah yang rantai penularannya masih berlangsung. Yang kedua, Bidang Kesehatan Satgas Covid-19 juga mengoptimalisasi pemeriksaan testing tersebut, baik yang PCR, close, maupun yang open system. Bahkan yang di daerah-daerah yang tidak terjangkau, akan direncanakan untuk diciptakan satu alat instrumen rapid test antigen," kata Ginting dalam konferensi pers di RS Darurat Covid-19, Jakarta, Minggu (15/11/2020).
Staf Ahli Menteri Kesehatan, Alexander Ginting menambahkan, pemerintah juga akan melatih petugas-petugas di daerah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tes. Selain itu, Satgas mengklaim terus memperbaiki manajemen pelacakan, tes, dan pengolahan hasil. Sehingga tidak terjadi rentang waktu lama antara penularan dengan pengumuman hasil tes.
"Dua minggu terakhir telah dilaksanakan manajemen spesimen. Bagaimana spesimen itu bisa di-collect dari pasiennya, dan kemudian diolah, dan kemudian diperiksa, dan kemudian dilaporkan. Sehingga tidak terjadi gap antara kasus suspek dan hasil pemeriksaan," jelasnya.
(Redaksi KBR mengajak anda untuk bersama melawan virus covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni: Memakai masker, Menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun)