KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo seolah menemukan tempat 'curhat' saat bertemu dengan 35 pemimpin redaksi media massa di Istana Merdeka Jakarta, Senin (31/10/2016) malam.
Dalam pertemuan itu, Presiden menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan, salah satunya soal kasus hukum yang menimpa bekas Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Kalau saya intervensi terhadap proses hukum, nanti ramai lagi," kata Jokowi. Ia tidak menjawab panjang lebar mengenai kasus Dahlan Iskan.
Baca: Ditahan, Dahlan Iskan Ajukan Praperadilan
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur pada Kamis pekan lalu menahan bekas Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait dugaan korupsi pengelolaan aset pemerintah provinsi pada 2003. Peristiwa itu terjadi sebelum Dahlan menjadi menteri.
Juru bicara Kejati Jatim Romy Arzyanto mengatakan perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dipimpin Dahlan Iskan yaitu PT Panca Wira Usaha, melakukan pelepasan aset di bawah harga nilai jual obyek pajak (NJOP).
Tax Amnesty
Presiden Joko Widodo juga bercerita banyak soal program amnesti pajak.
"Dulu pekan pertama dan kedua (periode I) isinya sinis, demo dan tudingan kalau itu (amnesti pajak) tidak berhasil. Tapi saya optimistis, karena yang hadir di acara sosialisasi tax amnesty selalu tinggi," kata Jokowi.
Di periode awal, baru 15 pengusaha yang ikut dalam program amnesti pajak, dari 200 nama yang ada dalam daftar. Jokowi bercerita, ia lantas mengundang mereka untuk makan malam di Istana.
"Saya sudah dihantam kiri kanan, saya mau terus. Jika hasilnya seperti ini, saya kecewa. Saya katakan begitu sambil melotot-melotot," kata Jokowi disambut tawa para pemimpin redaksi yang diundang malam itu.
Setelah itu, lanjut Jokowi, baru terlihat ada pergerakan jumlah pengusaha yang mendaftar ikut amnesti pajak.
"Kamu (daftar) Senin ya, kamu Selasa," kata Jokowi menirukan perkataannya kepada para pengusaha untuk ikut program amnesti pajak.
Baca juga:
"Saya yakin masih ada banyak potensi. Rasio pajak kita masih rendah sekali," kata Jokowi.
Satu Harga BBM
Presiden Joko Widodo juga bercerita soal kebijakan satu harga BBM di Papua.
"Jangan bicara soal subsidi dan kerugian, karena keuntungan Pertamina besar sekali," kata Jokowi.
Ia melanjutkan, yang disebut 'rugi' bagi Pertamina itu juga tidak secara keseluruhan, tapi hanya di Papua.
"Di Jawa, kalau naik harga BBM Rp500 sampai Rp1.000 saja demo. Di Papua, kalau harga BBM naik, semua diam. Belum lagi soal sembako, semen," lanjut Jokowi.
"Ini masalah keadilan, ini yang akan kita selesaikan," lanjut Jokowi.
Editor: Agus Luqman
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai