Bagikan:

Tolak Reklamasi, Nelayan Teluk Jakarta Diintimidasi

Intimidasi kepada warga yang menolak reklamasi itu dilakukan secara terstruktur.

BERITA | NASIONAL

Senin, 02 Nov 2015 18:08 WIB

Author

Yudi Rachman

Tolak Reklamasi, Nelayan Teluk Jakarta Diintimidasi

Ilustrasi: Pulau Pramuka di teluk Jakarta (Foto: KKP)

KBR, Jakarta - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia menuding ada upaya intimidasi dan manipulasi kepada nelayan di Pantai Utara Jakarta terkait penolakan reklamasi Teluk Jakarta. Menurut Ketua KNTI Riza Damanik, intimidasi kepada warga yang menolak reklamasi itu dilakukan secara terstruktur. Kata dia, nelayan yang terintimidasi sudah melaporkan ancaman itu ke Komnas HAM, lantaran hak ekonomi mereka terancam hilang akibat reklamasi tersebut.

"Tengah terjadi ada upaya untuk menakut-nakuti masyarakat atas inisiatif masyarakat melakukan penolakan terhadap proyek reklamasi tersebut. Ini ditandai dengan upaya sistematis yang meminta masyarakat untuk mencabut misalnya poster-poster penolakan yang ada di kampung," jelas Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik kepada KBR, Senin (2/11/2015)

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik menambahkan, pihaknya juga menemukan upaya manipulasi dengan mengatasnamakan warga di Kampung Nelayan di Jakarta. Manipulasi itu membuat, seolah-olah warga kampung nelayan di Jakarta Utara mendukung proyek reklamasi tersebut, padahal kenyataannya sebaliknya.

Sebelumnya nelayan menggugat izin reklamasi Pulau G yang diperoleh PT. Muara Wisesa Samudera. Gugatan diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta di Pulogebang, Jakarta Timur. Nelayan mempersoalkanĀ  Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 238 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada PT Muara Wisesa Samudera.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending