Sektor Transportasi Paling Terdampak Pasca Penaikkan BBM

KBR, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyebut angkutan umum paling terdampak dengan kenaikan harga BBM. Untuk menghadapi ini sudah ada usulan untuk memberikan insentif bagi angkutan umum.

Misalnya dalam bentuk pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pembebasan bea masuk untuk suku cadang tertentu seperti. Namun usulan tersebut masih terkendala implementasi teknis di lapangan.

Kata Sofyan Peraturan Menteri Perhubungan sudah menetapkan kenaikan tarif angkutan antarkota maksimal 10 persen. Sementara itu untuk mengendalikan kenaikan tarif angkutan dalam kota pihaknya akan berkoordinasi dengan daerah.

"Akibat kenaikan harga BBM itu sebenarnya yang paling besar adalah tarif angkutan. Oleh karena itu telah diambil tindakan oleh Menhub dengan mengeluarkan Peraturan Menteri terkait AKAP mereka boleh menaikkan sampai 10 persen," kata Sofyan selepas memimpin rapat koordinasi terkait dampak kenaikan BBM di Kementerian Koordinator Perekonomian Jakarta, Kamis (20/11).

Sofyan menambahkan jika kenaikan tarif dalam kota bisa dikendalikan maka inflasi 3 bulan ke depan hanya sekitar 2,58 persen. Selain itu rencana restrukturisasi penataan angkutan kota juga akan digulirkan.

Rencana jangka menengah ini akan diujicobakan di satu kota dahulu. Jika berhasil akan diterapkan secara nasional.

Sofyan juga menyebut akan ada pengenalan angkot berbahan bakar gas dan listrik. Rencana ini sedianya sudah lama bergulir. Hanya saja implementasinya sangat lambat.

"Dari rapat tadi sudah sepakat beberapa hal sistemik harus dipikirkan. Misalnya bagaimana restrukturisasi angkutan di perkotaan. Dalam jangka panjang pemerintah akan membangun Mass Rapid Transit (MRT) di beberapa kota utama. Itu jangka panjang," kata Sofjan.

Editor: Pebriansyah Ariefana