Pengamat migas Marwan Batubara mendukung pencopotan Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Edy Hermantoro. Menurutnya, ada banyak tugas yang tak diselesaikan dengan baik oleh Edy.
Salah satunya, soal aturan soal Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Migas. Padahal aturan itu dibutuhkan untuk memutuskan nasib kerja sama itu. Sejak 2012, Edy berjanji akan merampungkan aturan tersebut, namun hingga pemerintahan SBY berakhir pekerjaan rumah itu tak kunjung selesai.
Marwan menduga, Edy sengaja berlama-lama sehingga mafia migas bisa membuat keputusan yang menguntungkan investor.
“Ada kesengajaan di ESDM untuk membuat aturan itu buram. Sehingga bisa dilakukan manuver membuka peluang bagi pejabat untuk membuat keputusan yang tak sesuai dengan kepentingan rakyat, tapi kepentingan untuk investor,” kata Marwan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengganti Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Edy Hermantoro. Pemberhentian ini dilakukan Sudirman, karena selama ini Edy Hermantoro tidak bisa menjalankan tugas dengan baik.