KBR, Semarang - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengakui sebelum diputuskannya kenaikan harga BBM bersubsidi, pemerintah sudah melakukan pembicaraan dengan para pelaku industri. Upaya tersebut dilakukan agar para pelaku industri lebih siap menghadapi dampaknya terhadap usaha mereka.
Mengenai pengaruhnya terhadap penurunan tingkat daya beli di kalangan masyarakat, Saleh Husin mengaku terus memantau kemungkinan dampak tersebut. Meski demikian, dia berharap pengaruh tersebut tidak terlalu besar.
“Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis subsidi tidak memengaruhi industri besar dan kecil karena sebagian besar sudah menggunakan BBM nonsubsidi. Kalaupun ada pengaruhnya juga tidak terlalu besar, mungkin hanya akan ada kenaikan sekitar 2-3 persen. Itu pun di sektor logistik," ujarnya.
Menurutnya, bukan hanya industri skala besar yang tidak terpengaruh pada kenaikan harga tersebut, tetapi juga industri skala kecil yang kuantitas produksinya tidak sebanyak industri besar.
Saleh mengatakan yang diinginkan pelaku industri adalah kepastian dari kenaikan BBM tersebut. Mereka mengaku, ketidakpastian tersebut berpengaruh terhadap produksi perusahaan.
"Gonjang-ganjing karena isu kenaikan harga BBM justru berdampak tidak baik terhadap industri mereka, tetapi kalau sudah pasti mereka juga akan lebih nyaman untuk terus melakukan produksi," jelasnya.
Sebelumnya, pada Senin (17/11) Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga untuk BBM subsidi jenis premium dan solar. Untuk besaran kenaikannya yaitu Rp 2 ribu/liter.
Editor: Antonius Eko