KBR, Jakarta - Seratusan kapal milik manusia perahu dipastikan mencuri ikan di perairan Derawan, Tanjung Batu, Kalimantan Timur.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, laporan dari masyarakat menyebutkan mereka yang datang dari Filipina dan Malaysia menjarah ikan di kawasan konservasi dengan menggunakan potasium dan dinamit.
Susi menambahkan, masyarakat sekitar sudah dirugikan akibat masuknya manusia perahu ke wilayah penghidupan warga setempat.
“Orang kampung setempat mau makan kakap merah saja enggak bisa. Karena sudah dibomin. Karang, ikan karang sudah enggak ada lagi. Orang Natuna makannya ikan tongkol saja. Ini adalah dampak sosial level property, ya. Yang sangat ironi,” kata Susi.
“Mereka tidak bisa dibilang nelayan tradisional atau nelayan kecil. Benar mereka tidak sama dengan nelayan Thailand, tapi nelayan kita kalah jauh sama mereka. Satu karena memang mereka hidupnya di laut. Lebih jago nangkapnya. Kalau di satu pulau ujungnya lebih banyak pendatang dibanding orang asing, lama-lama bisa hilang.”
Susi menambahkan, dalam setahun seratusan manusia perahu itu bisa mencuri ikan lima hingga enam kali. Modus penjarahan itu adalah dengan menggunakan kapal kapal berukuran 5 hingga 10 gross ton milik manusia perahu sebagai pemasok ikan.
Hasil tangkapan tersebut lantas diserahkan ke kapal 300 gross ton yang sudah parkir di perbatasan. Susi menegaskan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri untuk membahas pemulangan manusia perahu tersebut.
Editor: Antonius Eko