KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyebut angka kematian ibu hamil dan melahirkan di Indonesia masih tinggi.
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek mengatakan setiap harinya ada 44 ibu yang meninggal saat melahirkan. Serta 440 bayi yang meninggal sebelum berumur satu tahun. Faktor utama dari tingginya angka tersebut adalah pendarahan yang terjadi saat melahirkan. Namun bukan karena fasilitas kesehatan yang kekurangan stok darah.
"Kita lihat fisik ibunya dulu. Bisa jadi karena fisik sang ibu. Misalnya kekurangan gizi, anemia (kekurangan sel darah merah), akses air bersih yang sulit sehingga cacingan akhirnya HB-nya rendah,” kata Nila dalam acara Ibu Hebat Berlomba untuk Keluarga Sehat di Jakarta, Selasa (25/11).
Nila menambahkan, untuk mencegah kematian ibu melahirkan, para ibu diimbau untuk menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Menurut Nila, KIS memberi manfaat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh kartu BPJS. Misalnya, imunisasi, pelayanan posyandu, dan gizi. Menteri lulusan Fakultas Kedokteran UI ini juga meminta masyarakat untuk bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebut angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup.
Editor: Antonius Eko