KBR, Jakarta - Harga cabai di hampir seluruh wilayah Indonesia masih tinggi. Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengatakan meroketnya harga dipicu oleh stok cabai yang langka. Sekjen APPSI, Ngadiran mengatakan di Kalimantan bahkan harga per kilogram cabai mencapai lebih dari Rp 100 ribu. Ngadiran menduga hanya sedikit petani Indonesia yang menanam cabai karena merugi. Empat bulan lalu stok cabai melimpah dan dijual murah.
"Empat-lima bulan lalu, cabe itu saat harganya ambruk, gak ada yang nolongin. Waktu itu kan Rp 4000 paling mahal. Petani jualnya Rp 2500, gak ada yang nolongin itu. Akhirnya petani kan gak berani lagi. Utangnya aja belum bayar. Utang pupuk, utang bibit, utang obat-obatan. Mau bertani lagi gimana? Giliran sekarang lagi paceklik, petaninya sudah terlanjur bangkrut," kata Ngadira, Minggu (16/11).
Dari pantauan berbagai sumber, harga cabai rawit di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) naik hingga mencapai Rp 70.000 per kilogram. Sedangkan di Sampang, Madura harga cabe rawit sudah tembus di harga Rp.60.000/kg. Hal yang sama juga terjadi di Jakarta. Harga cabai rawit bisa mencapai Rp 50.000 per kilogramnya.
Editor: Rony Sitanggang