KBR68H, Jakarta- 400-an perusahaan Australia akan merugi bila hubungan diplomatik dengan Indonesia dihentikan. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Choiri mengatakan, nilai investasi jasa Australia di tanah air mencapai lebih dari Rp 80 Milliar. Selain itu itu, bank-bank asal Australia juga banyak beroperasi di Indonesia dengan nilai yang besar.
" Contohnya bank-bank Australia banyak beroperasi di sini, seperti bank ANZ yang mengisi pasar di Indonesia. Perusahaan Australia juga banyak berinvestasi di Indonesia sekitar 400-an nilai investasinya sekitar 7 milliar dollar. Indonesia juga tergantung jasa banyak pelajar kita di sana dan banyak bantuan Australia dibidang pendidikan", kata Bachrul Choiri dalam program Sarapan Pagi KBR68H.
Bachrul Choiri menambahkan, Indonesia juga merugi bila memutuskan hubungan ekonomi dengan Australia. Terutama untuk bantuan di bidang pendidikan dan memperoleh sapi impor dari Australia.
Sementara kerugian Indonesia diperkirakan mencapai puluhan
milliar rupiah jika kerjasama dengan Negeri Kanguru tersebut terputus.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulistio mengatakan angka
tersebut merupakan jumlah investasi yang ditanamkan pengusaha Indonesia . Menurut
Suryo, produk Indonesia yang diekspor ke negara itu seperti minyak mentah,
produk nabati, industri tekstil, dan elektronik.
"Hubungan dagang kita cukup baik dan meningkat terus, ya. Kita kan
misalnya sangat tergantung dengan Australi menyangkut produk daging misalnya.
Dan bagi Australi kita tu eksportir terbesar untuk ketel untuk daging bagi
mereka. Jadi akan sangat merugikan bagi mereka juga. Bagi ekspor mereka kalau
hubungan dagang ini bisa terdampak karena ini. ya kita juga mengeskpor ke
Australia. Komoditas, minyak mentah, kelapa sawit, lain sebagainya itu. kalau
enggak salah sudah Rp20 milliar, ya," ungkap Bambang.
Indonesia berencana memutus hubungan bidang ekonomi dengan Australia menyusul tidak ada permintaan maaf dari Perdana Menteri Tonny Abbot soal penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat Indonesia oleh Badan Intelijen Australia empat tahun silam. Ini terungkap dari pemberitaan media asing. Presiden Yudhoyono meminta Australia memberikan tanggapan dan permintaan maaf hingga Jumat lusa.