"Yang jelas saya tidak kenal dengan Widodo Ratanachaitong, siapa itu orang dari Kernel, saya tidak kenal! Yang kedua, saya tidak pernah ketemu, kapan dan di mana dengan orang yang tidak saya kenal tersebut. Ketiga, kalau dikatakan saya ikut-ikutan tender dari SKK Migas, itu tidak sesuai dengan tupoksi saya. Karena saya tidak ada kaitannya. Itu tender ada di Kementerian ESDM, SKK Migas atau mungkin ada di Pertamina, tidak ada kaitannya dengan Sekretaris Kabinet," tegas Dipo Alam kepada KBR68H, Kamis (28/11).
Sementara itu, untuk mendalami kasus ini, KPK akan berkoordinasi dengan otoritas hukum di Singapura untuk memeriksa
Widodo Ratanachaitong. Juru Bicara KPK, Johan Budi mengatakan,
lembaganya telah mengirimkan surat pemanggilan kepada Widodo sebanyak
dua kali. Namun, warga Singapura ini tidak merespon pemanggilan
tersebut.
“Jadi
pak Widodo ini keterangannya diperlukan berkaitan dengan kasus yang
disidik KPK. KPK sudah melakukan pemanggilan seperti yang masuk ke KPK
mengenai alamat, kemudian mengenai informasi domisili yang bersangkutan.
Dan pak Widodo ini tidak ada di Jakarta. Dengan asumsi waktu itu
dikirimi surat panggilan, karena waktu itu dia pernah mengaku kooperatif
membantu KPK di televisi,” ujar Johan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.
Sebelumnya,
tersangka suap SKK Migas Deviardi menyebut Direktur PT Kernel Oil
Singapura, Widodo Ratanachaitong mengenal dekat anak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
Edhie Baskoro Yudhoyono dan Sekretaris Negara Dipo Alam. Ini terungkap dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibacakan Majelis Hakim Joko
Subagyo pada persidangan hari ini untuk terdakwa Simon Tanjaya. (Baca: Ada Permintaan THR dari Komisi VII DPR)
Editor: Damar Fery Ardiyan