Bagikan:

PPSKI Minta Pemerintah Tak Campur Perdagangan dan Politik

Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) meminta pemerintah tidak mencampuri urusan perdagangan dengan politik

NASIONAL

Jumat, 22 Nov 2013 22:28 WIB

PPSKI Minta Pemerintah Tak Campur Perdagangan dan Politik

PPSKI Minta Pemerintah Tak Campur Perdagangan dan Politik

KBR68H, Jakarta - Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) meminta pemerintah tidak mencampuri urusan perdagangan dengan politik. Ini menyusul rencana Kementerian Perdagangan yang akan menghentikan impor sapi dari Australia dengan merevisi Undang Undang Peternakan. Sekjen PPSKI, Rochadi Tawaf menilai, kebijakan itu akan menyengsarakan masyarakat. (Baca:Stop Impor dari Australia, Indonesia Siap-Siap Kebanjiran Sapi Gila)


"Jadi, bisnis-bisnis, politik ya politik. Seperti juga kita bicara dengan Taiwan nggak ada hubungan diplomatik, tapi dagang jalan terus. Seperti juga sekarang ribut soal Australia itu dagangnya jalan. Iya, itu kan jadi bahaya semua. Bukan saya mengecilkan persoalan ini (penyadapan). Tapi politik, ya, politik. Dagang, ya, dagang. Jadi kepentingan rakyat juga diperhatikan," ungkap Rochadi kepada KBR68H, Jumat (22/11).

Rochadi Tawaf meyakini, skandal penyadapan tidak akan mengganggu hubungan perdagangan antara Indonesia-Australia. Dia mencontohkan, hal ini pernah terjadi ketika hubungan Indonesia-Malaysia renggang, namun perdagangan dua negara tetap berjalan baik.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti meminta Kementerian Pertanian dan DPR mempercepat revisi UU Peternakan. Dengan revisi UU tersebut, maka Indonesia bisa mengimpor sapi dari negara selain Australia dan Selandia Baru. Dalam UU Peternakan disebutkan Indonesia menganut sistem country base. Dengan sistem ini Indonesia harus mengimpor dari negara yang bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yakni Australia dan Selandia Baru.


Editor: Damar Fery Ardiyan

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending