KBR68H, Jakarta – Sikap tegas Presiden SBY menghentikan kerjasama dengan Australia sebagai imbas penyadapan yang dilakukan intelejen negara itu mendapat tanggapan positif dari pengamat.
Pengamat militer dan hubungan internasional Andi Wijayanto mengatakan, untuk pertama kalinya pemerintah Indonesia menunjukkan sikap tegas menghadapi masalah dengan negara lain.
Dia meminta pemerintah bertindak lebih tegas jika Australia tidak kunjung meminta maaf dan menjelaskan aksi penyadapannya ke sejumlah pejabat Indonesia.
“Kalau dengan kasus lain kan ada semacam politik akomodatif. Kalau ke Malaysia atau negara lain yang punya masalah dengan TKI, Presiden SBY cenderung akomodatif. Tapi untuk Australia,pemanggilan pulang duta besar, penghentian pertukaran intel, latihan bersama TNI dan Polri. Saya rasa cukup terukur dengan tindakan seperti ini,” ujar Andi saat dihubungi KBR68H.
Hari ini Presiden SBY memutuskan menghentikan kerjasama pertukaran intelijen dan latihan militer bersama antara TNI dan tentara Australia.
Pemerintah juga akan mengkaji ulang kerjasama ekonomi antar kedua negara. Sikap Presiden itu menanggapi penyadapan yang dilakukan Australia terhadap telepon genggam milik SBY dan sejumlah petinggi Indonesia lainnya.