Pemerintah: TKI di Hong Kong Disiksa dan Jadi Budak

KBR68H, Jakarta – Pemerintah mengakui sebagian Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Hong Kong sebagai pembantu rumah tangga mengalami penganiayaan dan perbudakan.

Ini menyusul laporan Amensty Internasional yang menyatakan seribuan perempuan Indonesia telah dianiaya dan diperbudak di Hong Kong. Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja Dita Indah Sari mengatakan, banyak juga TKI yang hidup layak dan memiliki kebebasan berserikat dan berekspresi. TKI di sana memiliki Serikat Pekerja sehingga bisa mengadvokasi TKI yang mengalami penganiayaan dan perbudakan. Dia mengimbau jika ada TKI yang mengalami perbudakan dan penganiayaan segera melapor ke Kepolisian Hong Kong atau KJRI.

“Jadi situasi sosial dan politik, hukum di sana memberikan kebebasan untuk membela diri. Kalau dibilang seluruh TKI kita di Hong Kong itu diperbudak itu tidak pas dan tidak bisa digeneralisasi seperti itu,” ujar Dita saat dihubungi KBR68H, Kamis (21/11).

Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dita Indah Sari menambahkan jika ada yayasan yang melakukan penyiksaan dan penahanan dokumen, merupakan wewenang Kepolisian Hong Kong untuk menindak yayasan tersebut. Sebelumnya, Amnesty Internasional menyatakan seribuan perempuan Indonesia yang menjadi TKI di Hong Kong mengalami penganiayaan dan perbudakan. Ini berdasarkan temuan LSM HAM internasional tersebut yang melakukan wawancara terhadap 97 pekerja rumah tangga di sana.

Editor: Pebriansyah Ariefana