Bagikan:

Panasnya Hubungan Indonesia-Australia tak Mengarah ke Konflik Militer

Konflik Indonesia dan Australia yang terjadi akibat penyadapan yang dilakukan oleh negeri Kanguru tersebut tidak akan berdampak pada ketegangan militer.

NASIONAL

Kamis, 21 Nov 2013 11:35 WIB

Panasnya Hubungan Indonesia-Australia tak Mengarah ke Konflik Militer

penyadapan, Australia, traktat lombok

KBR68H, Jakarta - Konflik Indonesia dan Australia yang terjadi akibat penyadapan yang dilakukan oleh negeri Kanguru tersebut tidak akan berdampak pada ketegangan militer. Pengamat politik dan hubungan luar negeri Andi Widjajanto mengatakan, ketegangan kedua negara saat ini belum mengarah ke arah itu. Ia beralasan, Indonesia-Australia saat ini terikat dengan kesepakatan Traktat Lombok 2006, yang isinya soal keamanan dan pertahanan kedua negara. Kata dia, jika Pemerintah Indonesia ingin tindakan yang tegas, harusnya kesepakatan Traktat Lombok yang dipersoalkan.

“Indonesia dengan Australia itu sama-sama menandatangani kerjasama komperehensif di bidang keamanan melalui traktat Lombok itu pada tahun 2006. Pemutusan kerjasama TNI, Polri, Intelijen yang diumumkan oleh SBY kemarin nampaknya tidak ada keterkaitannya dengan Traktat Lombok dan itu yang cukup mengherankan. Karena, kalau kita inginkan satu tindakan yang tegas terhadap Australia maka Traktat Lombok itu yang harus dipersoalkan, karena Traktat Lombok pada dasarnya menjadikan kedua negara ini mitra strategis,” tegas Andi Widjajanto di Sarapan Pagi KBR68H, Kamis (21/11).

Pengamat politik dan hubungan luar negeri Andi Widjajanto. Traktat Lombok dibuat pada November 2006 oleh Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu Hassan Wirajuda dan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer. Dalam perjanjian tersebut masing masing negara berkomitmen untuk saling berkonsultasi dalam bidang pertahanan, kontra terorisme, serta berbagi informasi intelejen dan keamanan.


Editor: Taufik Wijaya

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending