KBR68H, Jakarta - Australia dituntut untuk kembali membangun kepercayaan kepada Indonesia pasca insiden penyadapan. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, setelah muncul peristiwa tersebut, pemerintah Indonesia sudah tak menaruh kepercayaan terhadap pemerintah negeri kanguru tersebut. Menurut dia, jika tak menunjukkan itikad baik, Indonesia akan memutuskan sejumlah kerjasama dengan negara tersebut.
"Kerja sama yang kemarin kita setop itu akan terus kita setop selama belum ada perubahan yang substansial dari apa yang terjadi dengan hubungan Indonesia-Australia. Yang pertama, kita menyetop pertukaran data intelijen--yang menjadi ranah BIN dan Kepolisian. Yang kedua, kita juga sudah menyetop tiga latihan bersama; latihan Kopassus yang ada di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Kemudian latihan yang ada di Darwin, Australia. Kita sudah menarik pesawat F16 kita dan juga Hercules. Kemudian kita juga akan memutuskan kerja sama pada akhir bulan ini yakni latihan Kakado Angkatan Laut Indonesia dengan Australia terkait counter terrosism," katanya dalam jumpa pers di Gedung Parlemen, Jakarta.
Meski berusaha bersikap tegas, pemerintah Indonesia menurut Purnomo belum menentapkan tenggat terhadap tuntutannya kepada Australia.
Insiden penyadapan ini terkuak setelah bekas pegawai Badan Keamanan Nasional AS, Edward Snowden, menyebutkan bahwa intelijen Australia menyadap beberapa pejabat penting, hingga Presiden Indonesia pada 2009 lalu.
Terkait hal tersebut, Indonesia melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menyampaikan protesnya. Tak lama berselang, Pemerintah Australia melayangkan surat balasan terkait dengan protes itu.
Editor: Doddy Rosadi