KBR68H, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kesulitan memproses dugaan pembiaran kericuhan buruh yang melibatkan Kapolda Metro Jaya Putut eko Bayuseno dan Kapolres Bekasi isnaeni Ujiarto. Penyebabnya karena hingga kini Kompolnas belum menerima video rekaman peristiwa penyerangan ormas yang diduga Pemuda Pancasila dan Aspelindo. Edi mendesak agar buruh segera menyerahkan bukti rekaman tersebut yang akan digunakan Kompolnas untuk memanggil dan memeriksa keduanya. (Baca: Biarkan Penyerangan, Buruh Minta Kapolres Bekasi Dicopot)
"Namun kita hingga saat ini belum mendapatkan bukti-bukti yang diminta oleh kita waktu itu. Kami berharap pihak teman-teman dari buruh bisa melengkapi bukti-bukti tadi sehingga kita bisa meneliti ada tidaknya pembiaran yang dilakukan polisi di lapangan," jelasnya saat dihubungi KBR68H, Sabtu (16/11)
Anggota Kompolnas Edi Saputra Hasibuan menambahkan lembaganya tak berwenang untuk mencopot Kapolres Bekasi Isnaeni Ujiarto. Kompolnas, kata Edi, hanya bisa memberikan rekomendasi kepada Kapolda Metro Jaya untuk mencopotnya jika Kapolres Isnaeni terbukti bersalah.
Sementara itu, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) mengaku sudah menyerahkan seluruh bukti dugaan kekerasan sejumlah Ormas di Bekasi ke Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Kamis kemarin. Sekretaris Lembaga Bantuan Hukum FSPMI Nyumarno mengaku menyerahkan bukti itu dan didampingi oleh LSM Kontras. Kata dia, bukti itu antara lain berisi video kekerasan, foto, dan kronologis kejadian pembacokan buruh saat demo Nasional.
“Nanti dikonfirmasi ya. Waktu itu saya mau serahkan langsung ke Pak Adrianus atau anggota KOmpolnas yang lain. Hari Jumat jam 3, mungkin masih koordinasi. Hari Kamis malahan, Kamis sore. Kamis itu saya ke Polda, jam 4 sorenya saya ke sana. Surat nomor 596 dari Kontras. Suratnya amplopnya Kontras, Kop-nya juga Kontras,” jelas Nyumarno kepada KBR68H, Sabtu (16/11).
Sebelumnya, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kesulitan memproses dugaan pembiaran kericuhan buruh yang diduga melibatkan Kapolda Metro Putut eko Bayuseno dan Kapolres Bekasi Isnaeni Ujdiarto. Penyebabnya karena hingga kini Kompolnas belum menerima video rekaman peristiwa penyerangan ormas yang diduga Pemuda Pancasila, Aspelindo serta Ikappud.
Editor: Nanda Hidayat
Editor: Nanda Hidayat