KBR68H, Jakarta - Lebih dari seribu tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berkumpul di kolong jembatan layang Palestina, menolak untuk ditampung di penjara Jeddah, Arab Saudi. Salah satu TKI, Thobit beralasan, penjara tersebut tidak menyediakan makanan bagi buruh migran. Sebab itu, dia memilih tinggal di Jembatan Palestina karena terletak tidak jauh dari warung makanan dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Arab Saudi.
"Kalau diangkut dibawa ke penjara itu baru, karena mereka kan di sana kan kami jadi gtidak bisa keluar. Tidak bisa beli apa-apa juga. Dan kebetulan kalau di Jembatan Layang itu dekat dengan warung dan toko-toko. Jadi tidak terlalu mengkhawatirkan untuk suplai makanan. Yang khawatirkan di dalam penjara itu, tidak bisa keluar," ujar Thobit saat dihubungi KBR68H, Rabu (6/11).
Thobit menambahkan, petugas penjara di Jeddah juga akan menyita seluruh harta benda TKI seperti telepon genggam dan jam tangan. TKI hanya diizinkan untuk membawa kebutuhan sehari-hari seperti pakaian ke dalam penjara. Sebelumnya, puluhan ribu TKI di Arab Saudi bakal dideportasi ke Indonesia. Hal ini menyusul berakhirnya batas waktu pemutihan izin tinggal di negara tersebut.
Editor: Damar Fery Ardiyan