Bagikan:

Kemenhan: Penyadapan Australia Tak Terkait Pembelian Kapal Selam Rusia

KBR68H, Jakarta - Kementerian Pertahanan membantah penyadapan Australia terhadap pejabat-pejabat Indonesia di 2009 terkait pembelian kapal selam jenis Kilo dari Rusia. Kapal selam ini dianggap strategis menjadi pertahanan air bagi Indonesia khususnya dala

NASIONAL

Jumat, 22 Nov 2013 19:18 WIB

Kemenhan: Penyadapan Australia Tak Terkait Pembelian Kapal Selam Rusia

kemenhan, penyadapan, kapal selam, australia

KBR68H, Jakarta - Kementerian Pertahanan membantah penyadapan Australia terhadap pejabat-pejabat Indonesia di 2009 terkait pembelian kapal selam jenis Kilo dari Rusia. Kapal selam ini dianggap strategis menjadi pertahanan air bagi Indonesia khususnya dalam posisi menghadapi serangan militer air sekaliber negara Amerika dan Australia.

Juru bicara Kementerian Pertahanan, Sisriadi beralasan pembelian alat perang dari Rusia tersebut sudah diketahui seluruh negara lewat buku putih militer. Melalui buku tersebut, negara-negara seluruh dunia mengetahui tentang pertukaran dan jual-beli alat perang antar-negara.

"Kalau itu tak perlu disadap, karena kita sudah kasih tahu seluruh negara tetangga kita. Nah, di buku putih itu kan ada. Sama seperti Australia mau bikin apa, itu ada. Kita dikasih tahu di buku putih mereka. Jadi, nggak perlu menyadap, kan sudah kita kasih tahu. Buku putih pertahanan negara, itu merupakan bagian dari diplomasi militer. Dan itu sistem transparansi pergaulan antar komunitas pertahanan seluruh dunia," kata Sisriadi kepada KBR68H, Jumat (22/11).

Sebelumnya, bekas Duta Besar Indonesia di Rusia, Hamid Awalludin menduga penyadapan Australia pada 2009 lalu terkait rencana pembelian kapal selam asal Rusia. Menurutnya, saat itu Australia khawatir dengan kekuatan kapal selam itu.

Pada tahun ini, Rusia berencana menghibahkan 10 kapal selam jenis Kilo untuk Indonesia. Namun Kementerian Pertahanan masih mempertimbangkan untuk menerima hibah tersebut. Kata dia, untuk mendapatkan kapal selam tersebut, pemerintah pun memerlukan anggaran untuk perbaikan atau biaya transportasi dari negara asal.

Baca juga:

Australia Harus Jelaskan Motif Penyadapan


Editor: Suryawijayanti

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending