Bagikan:

Kasus Penyadapan, Pemerintah Panggil Pulang Dubes RI di Australia

KBR68H- Duta Besar Indonesia di Australia dipanggil pulang terkait dengan kasus penyadapan dilakukan negeri Kangguru. Indonesia juga meminta penjelasan kepada pemerintah Australia terkait penyadapan yang membawa dampak buruk bagi hubungan kedua negara.

NASIONAL

Senin, 18 Nov 2013 16:46 WIB

Kasus Penyadapan, Pemerintah Panggil Pulang Dubes RI di Australia

penyadapan, dubes, australia

KBR68H- Duta Besar Indonesia di Australia dipanggil pulang terkait dengan kasus penyadapan dilakukan negeri Kangguru. Indonesia juga meminta penjelasan kepada pemerintah Australia terkait penyadapan yang membawa dampak buruk bagi hubungan kedua negara.

"Kemenko Polhukam melalui Kemlu akan menghubungi Menlu Australia Julie Bishop menyampaikan bahwa isu penyadapan ini membawa dampak tidak baik terhadap hubungan bilateral Indonesia dan Australia,” kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (menkopolhukam), Djoko Suyanto, melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (18/11).

"Kemlu juga akan memanggil Dubes RI di Canberra ke Jakarta untuk "konsultasi","tambah Djoko.

Terkait kasus ini, pemerintah akan  mengkaji kerjasama pertukaran informasi antar pemerintah Indonesia dan Australia, termasuk penugasan pejabat Australia di Kedubes Australia di Jakarta.

Berdasarkan dokumen rahasia yang dibocorkan oleh Edward Snowden, Australia telah menyadap percakapan telepon Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 15 hari pada 2009 lalu.  Dokumen rahasia tersebut berhasil didapatkan oleh media setempat, Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan media Inggris, The Guardian.

Selain Presiden, nama-nama petinggi yang disadap.Sepuluh nama yang menjadi obyek penyadapan yaitu, Presiden SBY, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Boediono, Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, Andi Mallarangeng, Sofyan Djalil, Sri Mulyani, Dino Patti Djalal dan Widodo Adi Sucipto.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending