KBR68H, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memutuskan kerjasama di bidang ekonomi dengan Australia. Ancaman itu akan dilakukan kalau Australia menolak mengklarifikasi atas tuduhan tindakannya menyadap telepon seluler milik 10 pejabat di Indonesia, termasuk Presiden Yudhoyono.
Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Yudhoyono berharap Australia memberi penjelasan resmi tiga hari ke depan.
"Kita tentu memiliki hubungan kerja sama bilateral dengan Australia. Beberapa yang kita jalani, yang kita kelola selama ini tentu akan ditinjau kembali. Sejumlah isu-isu penting tentu akan juga dilihat. Tapi yang pasti nota protes terhadap penyadapan ini telah kita sampaikan melalui Menteri Luar Negeri Marty. Kami kira taruhannya sangat besar bagi kepentingan kedua negara," ujar Julian di Jakarta, Selasa (19/11).
Sebelumnya Perdana Menteri Australia Tony Abbott menolak meminta maaf kepada Indonesia atas penyadapan sejumlah pejabat di Indonesia. Dalam pernyataan, Tony Abbott hanya mengatakan hubungan dengan Indonesia tetap mesra, dan tak akan membicarakan hal-hal intelejen.
Surat kabar The Guardian melansir intelejen dari negeri kangguru menyadap 10 pejabat Indonesia, termasuk Presiden Yudhoyono dan isteri, Ani Yudhoyono. Penyadapan dilakukan selama 15 hari pada Agustus 2009.
Editor: Suryawijayanti
Indonesia Beri Batas Waktu 3 Hari untuk Australia
KBR68H, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memutuskan kerjasama di bidang ekonomi dengan Australia. Ancaman itu akan dilakukan kalau Australia menolak mengklarifikasi atas tuduhan tindakannya menyadap telepon seluler milik 10 pejabat d

NASIONAL
Selasa, 19 Nov 2013 18:14 WIB


penyadapan, australia
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai