KBR68H, Jakarta – LSM lingkungan Greenpeace menyerukan kepada produsen kelapa sawit Indonesia untuk berkomitmen pada kebijakan nol deforestasi dan mendorong produksi kelapa sawit yang bertanggung-jawab. Hal ini senada dengan pernyataan Presiden Indonesia Yudhoyono saat membuka konferensi tahunan GAPKI ke-9 di Bandung hari ini yang meminta sektor industri harus menggunakan Good Agricultural Practices (GAP), ramah lingkungan dan mencegah konflik sosial serta bermitra dengan LSM.
Presiden Yudhoyono memandang bahwa hubungan pertumbuhan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan isu lingkungan seperti deforestasi dan sosial harus ditanggapi secara serius dan cepat oleh sektor swasta. Faktanya industri kelapa sawit di Indonesia menghadapi permasalahan lingkungan yang menjadi kendala dalam memenuhi komitmen Presiden Indonesia untuk mencapai target penurunan emisi sebesar 26% pada 2020.
Kelapa sawit di Indonesia menjadi bagian dari sumber penghidupan masyarakat lokal sejak beberapa dekade lalu dan menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Namun tidak seharusnya pembangunan kelapa sawit menghancurkan kekayaan keanekaragaman hayati, kesejahteraan masyarakat yang bergantung padanya serta iklim global.
“Greenpeace tidak antiindustri kelapa sawit, dan percaya bahwa kelapa sawit bisa diproduksi secara bertanggungjawab. Beberapa perusahaan telah mengambil peran kepemimpinan seperti anggota Palm Oil Innovation Group (POIG) yang menunjukkan bahwa produksi kelapa sawit tidak perlu menghancurkan hutan atau melanggar hak masyarakat lokal melalui praktik pertanian yang baik di dalam perkebunan mereka, termasuk apa yang telah dilakukan oleh petani kelapa sawit mandiri di Desa Dosan, Provinsi Riau,”ujar Greenpeace dalam keterangan tertulis yang diterima KBR68H, Jumat (29/11).
GAPKI adalah asosiasi kelapa sawit terbesar dan berpengaruh di Indonesia dengan 591 anggota yang mencakup sekitar 3 juta hektar atau lebih dari 30% wilayah kelapa sawit Indonesia. GAPKI berjanji untuk memproduksi sawit secara berkelanjutan dan telah lama mendorong anggotanya untuk menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan sesuai dengan ISPO sebagai sebuah skema sertifikasi wajib yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar global.
Greenpeace berharap konferensi GAPKI ini menjawab pertanyaan tentang keberlanjutan, mendorong anggotanya untuk meningkatkan produktivitas tanpa mengkonversi hutan dan gambut yang tersisa. Selain itu, perlu dicari solusi terbaik untuk membangun sektor hilir kelapa sawit serta berkontribusi mencapai target pengurangan emisi karbon Indonesia.
Greenpeace: Kelapa Sawit Bisa Diproduksi dengan Bertanggungjawab
KBR68H, Jakarta

NASIONAL
Jumat, 29 Nov 2013 13:18 WIB


kelapa sawit, greenpeace, nol deforestasi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai