KBR68H, Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menemukan lima masalah besar dalam penerapan Kurikulum 2013. Temuan itu diperoleh dari kegiatan evaluasi Kurikulum 2013 di 24 kabupaten dan kota di beberapa provinsi. Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti mengatakan masalah itu meliputi buku paket pelajaran dan distribusinya, tidak adanya guru pendamping selama beberapa bulan, format penilaian rapor yang tidak jelas dan banyaknya pemaksaan penggunaan kurikulum di beberapa sekolah.
"Kami sering kasih masukan itu, tetapi sering tidak didengar. Kami juga mengatakan guru pernah diminta mengisi kuesioner 2013 dan harus diisi yang baik-baik. Itu kan ada kebohongan publik, kemudian kuesioner itu diolah dan jadilah iklan kemendikbud. Ini aneh, seakan-akan guru itu paham, sekolah paham, semua baik-baik saja. Padahal di lapangan nggak," kata Retno kepada KBR68H, Senin (25/11).
Pemerintah akan menerapkan Kurikulum 2013 secara bertahap dan tidak terbatas pada tahun depan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menyiapkan skema pembiayaan implementasi Kurikulum 2013 dengan berbagi peran dengan pemerintah daerah. Implementasi Kurikulum 2013 tahun ini pun dilakukan secara bertahap dan terbatas. Pada tahap awal, kurikulum 2013 diterapkan hanya di sekitar enam ribu sekolah di Indonesia.
Editor: Fuad Bakhtiar