KBR68H, Jakarta– Badan Standarisasi Nasional (BSN) mengklaim lebih dari 50 persen produk dari berbagai sektor belum bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).
Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN, Suprapto mengatakan, produk-produk alat kesehatan dan obat-obat, industri otomotif dan industri elektronik menjadi penyumbang utama produk nasional yang belum tersertifikasi SNI.
Kata dia itu terjadi lantaran lembaga dan instansi terkait produk tersebut belum memiliki standar yang jelas, semisal soal regulasi.
“Kalau untuk ASEAN kan kita elektronik sudah merambah ke harmonisasi regulasi, untuk elektronik majulah, meski ada beberapa dari elektronik yang mesti disiapkan standarnya, ada yang harus di siapkan regulasinya. Nah pembahasan sekarang ada dari dunia otomotif, jadi memang tingkatannya berbeda-beda, jadi yang lebih utama lagi adalah medical device, yaitu alat-alat kesehatan, karena alat-alat kesehatan di kita harus diperhatikan”, ujarnya kepada wartawan di Hotel Bidakara Jakarta.
Suprapto menghimbau agar kementerian dan lembaga terkait fokus membuat standar pada produk-produk dalam waktu dekat. Pasalnya kata dia, semakin lama hal ini belum terselesaikan, maka semakin merugikan konsumen.
Editor: Anto Sidharta
BSN: Produk Tak Ber-SNI, Konsumen Dirugikan
Badan Standarisasi Nasional (BSN) mengklaim lebih dari 50 persen produk dari berbagai sektor belum bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).

NASIONAL
Selasa, 12 Nov 2013 20:03 WIB


BSN, SNI, Konsumen
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai