KBR68H, Jakarta - Badan Intelejen Australia berjanji tidak
akan menyadap petinggi Indonesia lagi. Kepala BIN Marciano Norman mengatakan,
janji itu diungkapkan saat BIN berkomunikasi dengan Badan Intelejen Australia
beberapa hari lalu. Norman meminta intelejen Australia memegang janjinya, sebab
penyadapan yang dilakukan empat tahun silam sudah meruntuhkan kewibawaan
Indonesia.
"Sejalan dengan yang dikatakan Presiden (SBY), ini berpotensi
mengganggu hubungan kedua negara. Oleh karena itu harus ada komitmen dari
intelejen Australia untuk mengevaluasi dan memperbaiki. Mereka memperbaiki
hal-hal seperti ini yang sangat sensitif," ujar Marciano di Jakarta, Rabu
(20/11).
Marciano menambahkan, penyadapan petinggi Indonesia oleh
intelejen Australia sudah melanggar peraturan. Kata dia, Australia hanya bisa
menyadap jika Indonesia mengganggu stabilitas negeri kanguru itu.
Penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ibu negara beserta
sejumlah pejabat tinggi Indonesia lainnya diungkap sejumlah media asing.
Akibatnya hubungan diplomatik Indonesia-Australia memanas. Indonesia telah
menarik duta besarnya dari negara tetangga tersebut.