Proyek senilai 180 juta dollar di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu di Bantargebang setiap harinya menerima tak kurang dari 2000 ton sampah. Awal 2014 mendatang, diharapkan proyek ini bisa berjalan dan beroperasi penuh.
Menurut H.B. Hengky Sutanto - Pakar Sampah dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BBPT, teknologi yang digunakan Pertamina bisa menjawab masalah pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
“Menurut saya dengan teknologi pengolahan biomass municipal solid waste to power yang berbeda dari yang biasa, yaitu dalam memproses sampah campuran kemudian dijadikan gas dan sisanya dalam bentuk semacam batu. Dan ini langkah jauh lebih bersih dari pebakaran biasa atau incinerator plant.”
Lewat teknologi pengolahan sampah ramah lingkungan ini dapat mendorong investor swasta untuk terlibat lebih banyak dalam pengembangan energy terbarukan di berbagai tempat.
“Karena lewat teknologi seperti ini bisa membantu investor yang punya niat mengolah atau bergerak dalam pengembangan energy terbarukan. Dan satu lagi yang bagus dengan teknologi bisa menjawab kebijakan ditutupnya kegiatan landfill mining open dumping pada tahun 2013 nanti dan dengan teknologi ini perkiraan saya bisa membersihkan TPA lama dan mengolah sampah yang tertimbun bertahun-tahun,” ujar Hengky.
Sementara itu Fabby Tumiwa, pengamat energy, setuju dengan teknologi dan kebijakan yang lebih menguntungkan bisa mendorong investor lebih banyak terlibat dalam pengembangan energi terbarukan.
“Insentif untuk pengembangan energy terbarukan yang sudah diberikan oleh Pemerintah sudah baik, sekarang tergantung investornya harus kemampuan technical dan financial dan mungkin ada masalah-masalah tapi tidak semuanya dilakukan oleh pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah. Misalnya soal energy dari sampah ini mesti diatur bagiannya oleh pemerintah daerah, sehingga nantinya lebih mudah.”