Menurut Alex, Ketua Asosiasi Perusahaan Penyedia Panel Surya, animo masyarakat untuk menggunakan panel surya memang meningkat beberapa tahun terakhir. "Yang paling banyak digunakan adalah jenis panel surya crystalline. Padahal jenis lainnya juga ada seperti thin film photovoltaic, kata Alex.
Crystalline sendiri merupakan panel yang dihasilkan dengan teknologi terkini dan menghasilkan daya listrik yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15 persen. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik di tempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan.
Sementara Thin Film Photovoltaic, tambah Alex, merupakan panel surya ( dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis mikrokristal-silicon dan amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5% sehingga daya yang dihasilkan lebih besar daripada monokristal dan polykristal.
Peneliti Energi Tenaga Surya LIPI, Ika Ismed menyebutkan teknologi thin film memang bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin beralih ke panel surya "Tapi pilih yang jenis aman karena ada juga yang mengandung toksik dan berbahaya. Apalagi setahu saya harganya relatif murah dibanding yang crystalline,"ujar Ika.
Alex sendiri menyebut, thin film lebih fleksibel dari segi bentuk sehingga memudahkan dalam pemasangan. "jadi lebih pas kalau dipasang di rumah. Sementara kalau gedung perkantoran lebih cocok pakai yang tipe crystalline,"terangya.