Ketua Badan Pengelola Daerah Perlindungan Mangrove, Syahril Karim mengatakan, kondisi ini jauh berbeda dibandingkan 30-an tahun silam. Di awal 70an, ribuan batang pohon bakau ditebang warga sekitar. Sejak itulah Pahawang rentan bencana, air pasang menyerbu pulau dan wabah malaria menyerang masyarakat desa.
Adalah LSM Mitra Bentala yang aktif memberi pengertian pada masyarakat, pentingnya menjaga hutan mangrove.
Di Pulau Pahawang memang diawali dari bagaimana sebenarnya kita mengenali persoalan-persoalan yang terjadi akibat tekanan dari luar atau ketidaktahuan masyarakat setempat. Jadi ada kegiatan pemberdayaan kelompok, perempuan sampai akhirnya bagaimana menyelamatkan sumber daya yang ada, kata Direktur Eksekutif LSM Mitra Bentala, Herza Yulianto.
Usaha yang dilakukan Mitra Bentala, sedikit demi sedikit didukung masyarakat Pulau Pahawang. Penduduk Pahawang kemudian mulai menanami pinggir pantai dengan mangrove. Bibitnya mereka semai sendiri. Hingga tahun ini, 30 hektare hutan mangrove yang mereka lestarikan.
Tahun 2006, Badan Pengelola Daerah Perlindungan Mangrove (BPDPM) dibentuk. Lembaga ini bertugas menjaga kelestarian mangrove. Bekas Kepala Desa Pulau Pahawang, Syahril Karim, ditunjuk menjadi ketua badan itu.
Para anggota BPDPM menyemai bibit mangrove untuk kemudian ditanam. Kawasan seluas 30 hektar pun kini dijaga secara ketat oleh masyarakat Pahawang. Syahril Karim mengatakan, kini tidak ada lagi penebangan pohon mangrove.
Pencuri cacing di hutan mengrove, lanjut Syahril, juga semakin berkurang. Kawasan terumbu karang yang dahulu banyak dirusak, kata dia, kini dilindungi secara ketat. Semuanya, lanjut Syahril, demi menjaga alam Pahawang agar tetap lestari.
Masyarakat Pulau Pahawang menyadari butuh dana yang besar untuk mengembalikan hutan mangrove ke kondisi asal. Masyarakat, kata Syahril, selama ini mengandalkan bantuan dana dari Mitra Bentala dan iuran anggota BPDPM.
Masyarakat Pahawang sudah meminta Pemerintah Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Punduh Pedada membantu pendanaan rehabilitasi hutan mangrove. Namun, hingga kini bantuan itu belum pernah diterima.
Camat Punduh Pedada, Muhammad Zulkarnain mengatakan, Kabupaten Pesawaran baru diresmikan sekitar dua tahun lalu. Sebagai daerah otonomi baru, pemerintah belum punya dana untuk memperbaiki hutan mangrove yang rusak.
Meski belum mendapat dana dari pemerintah, masyarakat Pahawang tetap melanjutkan usaha perbaikan hutan mangrove yang rusak. Termasuk jika bantuan dan dampingan dari Mitra Bentala dihentikan.