Jadi terkait dengan proyek dan penghargaan ini, tambah Abednego, sangat mudah dipahami dan kemudian semua pihak harus bisa melihat, bahwa diluar ini sedang terjadi eksploitasi pesisir dan wilayah kelautan indonesia.
“Kita tahu di pantai barat dan timur Sumatera banyak terjadi eksploitasi pertambangan, kemudian juga di pantai selatan Jawa banyak masyarakat yang berjuang menolak kehadiran tambang-tambang itu karena merusak wilayah pesisir. Kemudian sampai hari ini banyak juga pertambangan yang masih membuang limbahnya ke laut. Karena presiden mewakili Indonesia, artinya harus dilihat secara utuh tentang penghargaan ini,” tambahnya.
Tak berbeda dengan Abednego, pegiat lingkungan dan wartawan senior Harry Surjadi berpendapat, layak atau tidaknya mendapat penghargaan tergantung kriteria.
“Kalau kita baca kenapa lsm-lsm besar ini memberikan penghargaan ini pasti mereka punya alasan, mereka ada afiliasi di sini dan mereka punya kepentingan. Jadi bisa dipahami supaya memuluskan program ya tidak apa-apalah kasih award. Tapi kalau dilihat kondisi Indonesia seperti sekarang, kita tidak bisa melihat SBY sebagai presiden hanya individual. Tapi kita harus melihat SBY sebagai pemimpin negara, dalam arti semua kebijakan meskipun bukan kebijakan yang langsung dikeluarkan oleh SBY seperti kebijakan Menteri Kehutanan, kebijakan Menteri Pertanian, kebijakan Gubernur, kebijakan bupati semua itu ujung-ujungnya kepemimpinan negara.“
Namun Harry menambahkan, perlu pembuktian yang lebih panjang untuk proyek inisiatif coral triangle karena sebenarnya sudah lama.
“Saya pribadi melihat ada sesuatu di balik penghargaan ini, satu kemungkinan besar ini strategi kawan-kawan lsm-lsm supaya policy atau insiatif coral triangle ini tidak dijegal dalam bentuk kebijakan pemerintah. Kedua, ini bagian dari approach ke pemerintah, ketika mereka beroperasi di Indonesia mereka ada MoU dengan pemerintah karena bukan entitas lokal. Memang dengan kondisi seperti itu tidak banyak peran NGO internasional yang masih beroperasi berdasarkan MoU untuk berbeda pendapat dengan pemerintah.”
Presiden Yudhoyono mendapat penghargaan Valuing Nature Award dari The Nature Conservancy, World Resources Institute, dan World Wildlife Fund di New York, Amerika Serikat Senin (24/9).