"Produk yang dihasilkan cukup variatif, mulai dari handuk, baju, hingga pakaian dalam pria,"kata Elli, Marketing Manager Bambooku. Permintaannya cukup besra karena kesadaran masyarakat terhadap ramah lingkungan.
Namun, soal bahan baku, kata Elli, masih agak sulit mendapatkan pasokan serat bambu lokal karena teknologi yang belum mendukung. "Sehingga selama ini kita masih impor dari China. Namun saya yakin kedepan penggunaan pakaian dari serat bambu akan marak," tam,bah Elli.
Serat bambu dinilailebih unggul dari produk lain seperti katun. "Serat bambu lebih lembut dari sutera, mampu menghilangkan noda yang membandel dan juga anti bakteria yang tidak dimiliki oleh katun. Selain itu bambu juga lebih cepat tumbuh dibanding katun sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas dibanding katun,"tambahnya.
Sejauh ini, menurut Elli omset usahanya lumayan besar yaitu 500 juta rupiah perbulan dan diharapkan ke depan lebih besar prospeknya.