Bagikan:

Enam Organisasi Perempuan Tolak Pameran Tembakau di Indonesia

Pada hari Rabu, 12 September 2012, enam organisasi perempuan yang tergabung dalam Jaringan Perempuan untuk Pengendalian Produk Tembakau (P3T), bersama para narasumber: Ibu Endang Dungga (Ketua GPSP), Ibu Magdalena Sitorus (Chairperson SAPA), dll. Mengadak

NASIONAL

Rabu, 21 Nov 2012 08:57 WIB

Author

Artha Senna

Mengutip hasil penelitian GATS (Global Adult Tobacco Survey yang baru saja diluncurkan oleh Ibu Menkes, Dr. Nafsiah Mboi, menyingkap fakta bahwa epidemi tembakau yang menyebabkan berbagai penyakit dan kematian adalah evidence yang mengenaskan. Indonesia saat ini menempati urutan kedua di dunia pengkonsumsi rokok.

Anehnya pada saat dunia memerangi epidemik tembakau, Indonesia malah menjadi tuan rumah untuk pameran tembakau dunia. WTA untuk yang kedua kalinya akan diselenggarakan di Jakarta, pada tanggal 19-21 September 2012 di JHCC.

Dapat dibaca di webpage terkait www.worldtobacco.co.uk/asia, alasan mengapa Indonesia dipilih kembali sebagai tuan rumah: karena pasar rokok Indonesia dianggap sebagai pasar yang berkembang tercepat di dunia, 30% dari 248 juta populasi orang dewasa merokok. Disebutkan juga bahwa Indonesia adalah pasar yang ramah terhadap tembakau dan tidak adanya larangan merokok, ini membedakan Indonesia dengan negara-negara tetangga ASEAN lainnya.

Penyelenggaraan konferensi tembakau dunia untuk Asia di Jakarta adalah merupakan kemunduran, karena semakin hari kita semakin melihat tidak terlindunginya hak kesehatan perempuan dan anak-anak untuk bebas dari asap rokok. Para perokok bebas merokok di sekitar anak-anak dan perempuan hamil, dan korban perokok pasif di Indonesia juga tidak berdaya menegur, karena tidak adanya peraturan yang tegas tentang hal ini.

Pembiaran diadakannya WTA 2012 adalah pembiaran terhadap semakin terpuruknya bangsa ini dalam ketidakmampuannya melindungi warganya sendiri, baik perokok pasif maupun perokok aktif itu sendiri, dari penyakit-penyakit serius penyebab kematian akibat asap beracun rokok. Lemahnya peraturan tentang hal ini juga mengakibatkan sejak tahun 1995, jumlah perokok anak meningkat enam kali lipat dan perokok perempuan naik menjadi empat kali lipat. Jumlah total perempuan dan anak yang terpapar rokok kini mencapai 163,9 juta populasi.

Hanya ada satu jalan untuk menyelamatkan generasi mendatang, juga untuk menyelamatkan muka Indonesia di kancah dunia, yaitu membuat regulasi yang tegas guna mengendalikan produk tembakau. Meskipun regulasi ini tidak bermaksud menutup pabrik rokok atau menyebabkan petani tembakau tidak mempunyai pekerjaan, namun regulasi ini bermaksud agar jumlah perokok baru tidak terus bertambah, juga untuk melindungi hak kesehatan perempuan, anak dan seluruh warga negara dari dampak buruk produk tembakau.

Kami yang tergabung dalam Jaringan Perempuan Pengendalian Produk Tembakau (JP3T) mendesak Presiden SBY untuk melarang segala kegiatan mempromosikan Indonesia sebagai pasar rokok dunia dan menuntut tanggungjawab SBY sebagai pimpinan Negara NKRI ini untuk segera:

Menandatangani dan mengaksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control – Kerangka kerja tentang Konvensi Pengendalian Tembakau) dan menjalankan RPP sebagai mandat dari UU Kesehatan sebagai langkah kongkret upaya pemerintah untuk melindungi rakyat dan bangsa ini dari bahaya konsumsi tembakau dan paparan asap rokok, seperti yang sudah dimandatkan dalm UUD 45 pasal 28H ayat 1 yang berisi tentang “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending