Namun saat ini sudah ditemukan teknologi untuk menyuburkan tanah. Teknologi tersebut berupa cairan yang mampu menyuburkan tanah akibat penggunaan pupuk kimia. Penemu tehnologi Amung Setyo Wibowo mengatakan, cairan penyubur tanah mampu memperbaiki kerusakan tanah akibat pupuk kimia. Selain itu harga cairan tersebut murah sehingga bisa menekan biaya pertanian.
Sementara cairan ini sendiri kita jual untuk petani sangat murah, sehingga panennya meningkat akibat perbaikan tanah, biayanya murah. Satu hektar itu penggunaan cairan ini hanya cukup Rp 600 hingga Rp 900 ribu per hektar lahan sawah. Sementara untuk pupuk kimia petani di Kerawang minimal membutuhkan dua juta rupiah, kata Amung Setyo Wibowo.
Awalnya, kata Amung, petani enggan menggunakan cairan penyubur tanah produksinya. Hal itu terjadi karena petani sudah biasa menggunakan pupuk kimia. Karena itu, dia mengembangkan pola pemasaran baru, yakni langsung kepada petani. Selain itu dia juga membangun kemitraan dengan petani.
Cairan penyubur tanah produksi Amung sudah tersebar dan digunakan petani di berbagai daerah. Petani di Pulau Jawa dan Luar Jawa menurut Amung sudah menggunakan produksinya. Salah seorang petani Djani mengatakan, dia terbantu dengan cairan penyubur tanah. Petani asal Cianjur ini mengatakan, selain murah, cairan penyubur tanah mampu meningkatkan panen.