Bagikan:

Jokowi Minta Cek Soal Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

"Coba dicek betul deflasi itu karena penurunan harga-harga barang, karena pasokannya baik, distribusinya baik, karena transportasi nggak ada hambatan, atau karena memang ada daya beli berkurang,"

NASIONAL

Minggu, 06 Okt 2024 17:29 WIB

Author

Heru Haetami

Jokowi

Presiden Joko Widodo kunjungan di Pasar Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Arsip Biro Setpres

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo meminta jajarannya memastikan penyebab fenomena deflasi yang terjadi selama 5 bulan berturut-turut.

Jokowi menanggapi hal tersebut saat berada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

"Pertama coba dicek betul deflasi itu karena penurunan harga-harga barang, karena pasokannya baik, karena distribusinya baik, karena transportasi nggak ada hambatan, atau karena memang ada daya beli yang berkurang." ujar Jokowi, Minggu, (6/10/2024).

Jokowi mengatakan, baik deflasi maupun inflasi keduanya harus dikendalikan.

"Sehingga harga stabil, tidak merugikan produsen, bisa petani, bisa nelayan, bisa UMKM, bisa pabrikan. Tapi juga dari sisi konsumen supaya harga juga tidak naik. Pengendalian itu yang diperlukan keseimbangan itu yang diperlukan." katanya.

Jokowi mengaku, saat ini inflasi di tanah air secara tahunan atau year on year pada kisaran 1,8 persen. Meski diklaim baik, namun ia ingin selueruh jajaran pemerintah di pusat dan daerah tetap mengendalikan pergerakan inflasi.

"Jangan sampai itu terlalu rendah juga. Supaya produsen tidak dirugikan, supaya petani yang berproduksi tidak dirugikan. Menjaga keseimbangan itu yang tidak mudah dan kita akan berusaha terus," katanya.

Baca juga:

Deflasi Lima Bulan Beruntun, Alarm Bahaya Ekonomi Indonesia?

Sebelumnya, deflasi atau fenomena penurunan harga secara umum telah berlangsung selama lima bulan berturut-turut, sejak Juni hingga September 2024.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar menjelaskan deflasi bulan lalu merupakan yang terparah dan hampir menyerupai krisis 1999. Saat itu terjadi deflasi tujuh bulan beruntun.

"Secara historis deflasi September 2024 merupakan deflasi terdalam dibandingkan bulan yang sama dalam 5 tahun terakhir, dengan tingkat deflasi sebesar 0,12 persen. Dalam 5 bulan terakhir komoditas daging ayam ras masuk dalam 5 besar Komoditas utama, yang menyumbang andil deflasi dengan andil deflasi September 2024 sebesar 0,02 persen,” ucap Amalia dalam konferensi pers, Selasa, (1/10/2024).

Amalia menjelaskan, penyebab deflasi beruntun ini adalah penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Deflasi terjadi karena pasokan komoditas pangan berlimpah, namun tidak diiringi tingkat permintaan dari konsumen.

Daerah yang mengalami deflasi bulan lalu, adalah empat provinsi di Papua. Yakni, Provinsi Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending