Bagikan:

Jatam Kritisi Ambisi Swasembada Energi Presiden Prabowo Subianto

Peta jalan yang bisa disiapkan misalnya menghitung angka kebutuhan dan produksi bahan bakar minyak (BBM).

NASIONAL

Rabu, 30 Okt 2024 20:26 WIB

swasembada energi

Ilustrasi. Proyek Geothermal. (Foto: regionalinvestment.bkpm.go.id)

KBR, Jakarta - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mengkritisi ambisi swasembada energi ala Presiden Prabowo Subianto.

Koordinator Jatam Melky Nahar mengingatkan, bahwa fokus-fokus swasembada energi di satu sisi mungkin dianggap sebagai solusi bagi pemerintah. Namun menurutnya, upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan swasembada energi justru menjadi sumber petaka yang besar bagi warga dan lingkungan, misalnya proyek geothermal.

"Misalnya terkait dengan pengembangan sumber energi terbarukan, terutama geothermal misalnya. Ya itu juga menjadi masalah serius di berbagai wilayah di Indonesia, karena wilayah operasi dari lebih dari 360 titik geothermal di Indonesia itu persis berada di kawasan hutan yang notabene itu esensial bagi kehidupan," kata Melky kepada KBR Media, Rabu (30/10/2024).

Melky mengatakan, selain kawasan hutan, lokasi proyek geothermal juga berada di ruang-ruang hidup warga yang bahkan sudah banyak menimbulkan korban.

"Sudah banyak kejadian orang mati di kawasan pembangkit geothermal ini, sebagian lainnya bahkan mengalami kekerasan, intimidasi, bahkan masuk penjara," imbuhnya.

Melky menambahkan, proyek-proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik pun menjadikan daerah Indonesia Timur terutama Sulawesi dan Maluku dikorbankan hanya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku baterai kendaraan listrik.

"Itu juga sama sekali tidak dianggap sebagai persoalan serius oleh pemerintah. Sehingga kami berkesimpulan bahwa apa yang sedang digencarkan oleh rezim Prabowo ini, itu masuk hanya dalam tahapan bisnis tok, dia tidak secara utuh bicara soal aspek hulu hilir terutama dampaknya terhadap lingkungan dan warga itu sendiri," kata Melky.

Ketergantungan pada Sumber Energi Luar Negeri

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan komitmen Indonesia menuju swasembada pangan dan energi sebagai langkah utama guna menghadapi tantangan global yang makin kompleks. Komitmen tersebut disampaikan pada pidato pertamanya usai Pengucapan Sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, pada Minggu, 20 Oktober 2024.

Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya mencapai swasembada energi.

Ia mengingatkan bahwa ketergantungan pada sumber energi luar negeri menjadi ancaman serius di tengah ketegangan geopolitik global.

“Kalau terjadi hal yang tidak kita inginkan, sulit akan kita dapat sumber energi dari negara lain. Oleh karena itu, kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi,” tambahnya.

Presiden menuturkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah. Potensi tersebut seperti kelapa sawit yang dapat menghasilkan solar dan bensin, serta tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, dan jagung.

“Kita juga punya energi bawah tanah, geotermal yang cukup. Kita punya batu bara yang sangat banyak. Kita punya energi dari air yang sangat besar. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi,” imbuhnya.

Baca juga:

IESR: Penting Peta Jalan yang Jelas untuk Capai Swasembada Energi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending