KBR, Jakarta - Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan kecaman keras atas serangan Israel yang tidak hanya menargetkan Gaza dan Lebanon, tetapi juga pasukan perdamaian PBB yang bertugas di Lebanon. Jokowi menegaskan tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan, terlebih lagi saat pasukan perdamaian yang seharusnya netral justru menjadi sasaran.
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel, baik ke Gaza, ke Lebanon, dan yang terakhir ke UNIFIL di Lebanon, mengutuk keras," kata Jokowi saat memberikan keterangan pers di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Selasa, (15/20/24).
Presiden menekankan, serangan terhadap pasukan perdamaian adalah tindakan yang sangat tidak dapat diterima. Hal ini menurutnya karena pasukan tersebut berada di lokasi untuk menjaga stabilitas dan perdamaian, bukan untuk terlibat dalam konflik.
"Enggak boleh itu yang namanya pasukan perdamaian kok ikut-ikutan diserang. Ada yang luka lagi," ungkap Presiden.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi melaporkan dua anggota pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) asal Indonesia terluka imbas luncuran peluru berasal dari tank Merkava IDF, Kamis, (10/10/2024). Kedua anggota UNIFIL asal Indonesia itu adalah Pratu Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra.
Retno mendesak, penembakan yang menimpa pasukan Indonesia tersebut diusut. Retno juga meminta para pelakunya dihukum sesuai ketentuan.
"Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban," kata Retno.
Setelah serangan tersebut, Retno mengaku telah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda Force Headquarter Support Unit (FHQSU). Retno melaporkan,saat ini Pratu Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra menjalani perawatan.
"Kedua personel tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik," kata Retno.
Baca juga: