KBR, Jakarta - Jumlah personel di Kabinet Merah Putih yang terlalu "gemuk", dinilai memiliki implikasi fiskal terhadap anggaran kementerian, badan atau lembaga negara.
Direktur Pusat Studi Strategis dan Internasional CSIS, Yose Rizal Damuri mencontohkan pemisahan Kementerian PUPR menjadi Kementerian Pekerjaan Umum, serta Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.
“Ambil contoh misalnya PUPR yang sekarang ini dikembangkan menjadi PU dan Perumahan, tetapi bukan perumahan rakyat tapi perumahan saja, Perumahan dan Kawasan Permukiman. Artinya perumahan ini bukan hanya mengurusi perumahan rakyat saja, tentunya ada implikasi fiskal antara kedua ini. Berapa jatah PU dan berapa yang akan diserahkan ke Kementerian Perumahan tadi," ujar Direktur Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri dalam acara CSIS Media Briefing: Merespons Kabinet Prabowo-Gibran: Implikasi, Risiko, dan Masukan pada Jumat (25/10/2024).
Yose Rizal juga mencontohkan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang dipisah dua menjadi Kementerian Koperasi, dan Kementerian UMKM.
Yose Rizal mempertanyakan bagaimana koordinasi kewenangan antar-dua Kementerian baru itu. Karena sebagian besar anggota koperasi adalah juga kalangan UMKM. Begitupun sebaliknya, kalangan UMKM tentu banyak yang menjadi anggota koperasi.
Meski "gemuknya" komposisi Kabinet Merah Putih berdampak pada fiskal anggaran dan koordinasi kewenangan antar-kementerian, tapi Yose Rizal menilai, masing-masing kementerian punya target kerja yang spesifik.
Implikasi Menggoda DPR Tambah Anggota
Di sisi lain, komposisi jumlah personel Kabinet Merah Putih yang gemuk diyakini akan berimpliksi pada keinginan untuk menambah jumlah anggota DPR di masa mendatang.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Lembaga Pusat Kajian Strategis dan Internasional CSIS, Arya Fernandes mengatakan, dorongan menambah jumlah anggota DPR itu tentu saja masih menunggu Pemilu Legislatif lima tahun yang akan datang.
"Implikasi yang keempat saya kira, karena menterinya banyak, lebih dari 100 menteri. Menteri, wakil menteri, kabinet. Saya khawatir kedepan, di pemilu kedepan, DPR kita akan terdorong juga untuk menambah jumlah anggota DPR. Sekarang 580, bisa jadi ada kondisi seperti sekarang DPR termotivasi menambah jumlah anggota," kata Arya dalam konferensi pers daring, Jumat (25/10/2024).
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes menambahkan, implikasi lain dari gemuk atau gemoy-nya komposisi jumlah personel Kabinet Merah Putih adalah rentannya terjadi konflik kepentingan antara politik dan bisnis.
Arya menyebut, beberapa menteri dan wakil menteri diduga terasosisasi dengan kelompok bisnis tertentu. Akibatnya patut dipertanyakan, mampukah para menteri dan wakil menteri itu meminimalkan konflik kepentingan antara kebijakan pemerintah dengan bisnis yang digelutinya.
Arya juga khawatir, komposisi Kabinet Merah Putih yang banyak diduduki elite-elite partai hanya akan mengarahkan kekuasaan menjadi alat untuk memenangkan Pemilu berikutnya.
Baca juga:
(QnA) Pembekalan Kabinet di Akmil, YLBHI: Khawatir Kembalinya Pemerintahan Otoriter