KBR, Jakarta– Wakil Presiden BEM FISIP Universitas Airlangga (Unair), Gavin Nayottama menyatakan bakal terus berkomitmen menyuarakan kritik terlepas dari risiko dan ancaman yang ada. Ia menyebut BEM FISIP Unair tetap memiliki semangat menjaga demokrasi baik di kampus maupun di Indonesia.
“BEM FISIP Unair sepakat dan satu barisan, dan tetap berkomitmen untuk tetap melakukan fungsi mereka secara kritis dan aktif dalam menyuarakan kritikan-kritikan terhadap pemerintah ataupun atas isu-isu nasional yang belakangan ini terjadi,” ucap Gavin dikutip dari kanal YouTube Berita KBR, Selasa, (29/10/2024).
Gavin menyebut, BEM FISIP Unair tidak akan berhenti meskipun ada intervensi baik dari pihak kampus atau bahkan pemerintah. Ia juga berharap langkah ini dapat menciptakan lingkungan akademik yang terbuka dan bebas berpendapat.
“BEM FISIP berharap langkah ini menjadi dorongan bagi lingkungan akademik yang sehat dan terbuka untuk dialog serta kritik yang konstruktif pastinya. Dan BEM FISIP tidak akan berhenti untuk bersikap kritis terhadap pemerintah. Kami tetap tegak lurus dan kami tetap berani,” tambah Gavin.
Dibekukan
Sebelumnya, BEM FISIP Unair sempat dibekukan dekanat setelah mengirim karangan bunga satire soal pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran. Pembekuan dilakukan dekanat karena BEM FISIP Unair dinilai menyalahi etika akademik. Namun, kini pembekuan itu telah dicabut Dekan FISIP Unair, Senin, 28 Oktober 2024.
Gavin menyebut kasus pembekuan ini menggambarkan dinamika kompleks dalam hal kebebasan berpendapat di lingkungan akademis. Kasus ini menjadi contoh adanya pertentangan antara kebebasan berekspresi mahasiswa dan kebijakan institusi kampus dalam hal etika akademik.
Baca juga: