KBR, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun menyebut untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, lebih dulu perlu mengoptimalkan manajemen transportasi. Tidak perlu menambah armada.
"Tidak perlu dulu menambah armada. Manajemen diperbaiki, dioptimalkan, pastikan setiap track jaraknya 10 menit. Dipastikan keamanan supaya disabilitas, lansia, ibu hamil maupun anak-anak mendapat pelayanan yang khusus," kata Dharma Pongrekun dalam Debat Pertama Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Pemilihan Tahun 2024 di Jakarta, Minggu (6/10/2024).
"Baru setelah itu kita evaluasi. Apakah perlu kita tambahkan armada. Kalau perlu, kita tambahkan. Jangan keluarkan anggaran, padahal sebetulnya kita tidak tahu faktor mana yang perlu kita perbaiki," kata Dharma Pongrekun.
Benarkah jumlah armada angkutan umum di Jakarta tidak perlu ditambah?
Verifikasi:
Hingga saat ini masih terjadi perdebatan panjang, apakah jumlah armada angkutan umum di Jakarta perlu ditambah atau tidak. Masing-masing pihak memiliki argumentasi.
Namun, yang jelas dalam beberapa tahun terakhir jumlah penumpang angkutan umum di Jakarta terus meningkat, khususnya Trans Jakarta. Data PT Transportasi Jakarta menyebut jumlah penumpang Trans Jakarta pada 2015 sebanyak 102,9 juta. Pada 2017, angkanya naik 40 persen lebih menjadi 144,9 juta.
Pemerintah Provinsi DKI menyebut jumlah pengguna transportasi publik di Jakarta sebesar 4 juta orang atau 18,86 persen dari total 21,7 juta data perjalanan di Jakarta.
Pada 2024, jumlah armada Trans Jakarta sebanyak 4.728 unit, ditambah 300 unit bus listrik. Pemerintah Provinsi DKI menargetkan penambahan angkutan Mikrotrans ber-AC sebanyak 6 ribu unit hingga 2030.
Kenaikan jumlah penumpang juga terjadi pada moda Kereta Rel Listrik (KRL). Data PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat jumlah penumpang KRL pada 2017 sebanyak 351 juta, naik dari 2015 sebanyak 257 juta.
Di sisi lain, survei Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyebut sekitar 30-70 persen armada angkutan umum di Jakarta tidak layak operasi. Banyak armada yang tidak bisa memberikan layanan yang baik.
Di sisi lain, ada argumentasi yang menentang penambahan armada. Di antaranya ada beberapa rute yang over supply, sehingga menyebabkan pemborosan sumber daya dan mengurangi efisiensi operasional.
Baca juga: