Bagikan:

Pemerintah Bagikan 500 Ribu Rice Cooker, Pengamat: Pemborosan

"Saya mendesak pada materi ESDM untuk menghentikan saja karena itu nggak akan ada manfaatnya, hanya pemborosan bagi APBN,"

NASIONAL

Selasa, 10 Okt 2023 14:26 WIB

Author

Heru Haetami

Surplus listrik

Ilustrasi: Pembangunan unit tambahan PLTU Suralaya di Serang, Banten, Jumat (01/08/23). (Antara/Asep Fathulrahman)

KBR, Jakarta- Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi, mendesak Menteri ESDM Arifin Tasrif menghentikan program bagi-bagi perangkat listrik pemasak nasi, rice cooker. Fahmy menilai, program bagi-bagi penanak nasi elektronik itu, tidak menjawab persoalan kelebihan suplai listrik ataupun penggunaan LPG melon yang diklaim pemerintah.

"Program itu tidak tepat, tidak efektif dan cenderung hanya membuang-buang dana APBN, yang ada kemungkinan hanya untuk menguntungkan bagi perusahaan yang ditunjuk. Maka saya mendesak pada materi ESDM untuk menghentikan saja karena itu nggak akan ada manfaatnya, hanya pemborosan bagi APBN," kata Fahmy kepada KBR, Selasa (10/10/2023).

Fahmy Radhi menjelaskan, yang bisa mengatasi kelebihan kapasitas listrik adalah dengan menambah jumlah pelanggan dari industri. 

Menurutnya, ini adalah peluang bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN), karena pemerintah akan menutup beberapa pembangkit milik industri.

"Nah di situ PLN bisa masuk menawarkan untuk menggantikan dari pembangkit industri tadi. Nah itu bisa menaikkan atau mengatasi over supplynya dari PLN. Tapi kalau dibagi rice cooker itu kan kapasitasnya kecil sekali nggak masuk akal gitu ya," katanya.

Kemudian untuk persoalan LPG 3 kg, Fahmy juga menilai hal itu tidak sesederhana dengan membagi rice cooker.

"Dulu saya berharap pertamina itu akan mengembangkan gasifikasi. Jadi mengubah batubara itu menjadi suatu gas yang itu bisa ditabungkan yang kemudian nantinya mengganti LPG 3 kg. Nah itu sangat-sangat kapasitasnya besar juga di situ. Hanya kemudian belum sampai produksi dihentikan karena kerja sama dengan perusahaan Amerika, perusahaan Amerika itu tiba-tiba meninggalkan Pertamina," ujar Fahmy.

Baca juga:

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga.

Sebagai tindak lanjutnya, pemerintah berencana membagikan 500 ribu unit alat memasak berbasis listrik (AML) atau rice cooker ke masyarakat tahun ini. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp347 miliar.

Program ini, diklaim untuk meningkatkan konsumsi listrik dan menghemat penggunaan LPG 3 kg.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending